Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Ruang Gerak Dibatasi, Dendam Perokok Bisa "Bunuh" Anak dan Istri

Diperbarui: 5 Juni 2023   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi merokok dekat bayi | dok. www.birminghammail.co.uk, dimuat kompas.com

Kakek saya dari pihak ayah (saya memanggilnya "inyiak") adalah seorang perokok berat. 2 laki-laki anak inyiak juga perokok, tapi ada pula 2 lelaki anak inyiak yang tidak perokok.

Dari 2 lelaki yang tidak perokok tersebut, salah satunya adalah ayah saya. Ayah punya 3 orang anak laki-laki yang semuanya tidak perokok.

Saya sendiri punya 2 anak lelaki, salah satunya perokok. Tentu, karena saya tidak merokok, anak saya itu terpengaruh karena pergaulan dengan teman-temannya.

Jadi, seorang anak tetap saja bisa ketagihan merokok, meskipun di rumahnya tak ada orang yang merokok.

Ketika saya remaja, sebetulnya juga pernah iseng-iseng merokok beberapa kali. Tujuannya, agar saya dianggap "lelaki sejati" di mata teman-teman saya.

Tapi, sungguh saya tidak merasakan di mana letak kenikmatan merokok itu. Yang terasa lidah saya pahit serta ketidaknyamanan saat di mulut saya penuh asap.

Karena teman-teman saya menyarankan saya tak usah merokok kalau tidak merasa nikmat, maka akhirnya saya putuskan untuk tidak akan mencoba lagi.

Namun, karena teman-teman saya banyak yang perokok, saya dulunya tergolong perokok pasif, yang terpapar asap rokok dari teman-teman.

Alhamdulillah, di kantor tempat saya bekerja sejak tahun 2002 tidak membolehkan karyawannya merokok di ruang kerja.

Karyawan yang ingin merokok terpaksa melakukannya di halaman kantor, atau mencuri-curi kesempatan di tangga darurat antar lantai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline