Sejak bulan puasa yang lalu, hingga saat libur lebaran baru-baru ini, perkembangan politik di tanah air bergulir dengan cepat dan sering menghadirkan kejutan.
Hal itu dimulai dengan acara buka puasa bersama yang dilakukan Partai Nasdem, yang berlangsung cukup meriah dengan dihadiri sejumlah politisi lintas partai, pada Sabtu (25/3/2023).
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pada kesempatan itu membicarkan peluang terbentuknya koalisi besar dengan Partai Nasdem, Demokrat dan PKS.
Seperti diketahui, ketiga partai yang disebut oleh Airlangga di atas, merupakan anggota Koalisi Perubahan (KP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres untuk Pilpres 2024.
Adapun Golkar sendiri, tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama dengan PPP dan PAN. Hanya saja, KIB belum menetapkan capresnya.
Kemudian, pada acara buka puasa bersama yang dilakukan oleh PAN (2/4/2023), juga diikuti oleh pimipinan lintas partai. Bahkan, Presiden Jokowi juga hadir.
Sehingga, dugaan akan segera terbentuknya koalisi besar semakin menggelinding.
Hanya saja, kalau memang koalisi besar jadi terbentuk, justru yang jadi korban adalah KIB. Ya, KIB terancam bubar karena belum jelas figur capres yang diusungnya.
Hal ini berbeda dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang beranggotakan Gerindra dan PKB, sepertinya akan menjadi kendaraan politik bagi Prabowo Subianto.
Peta persaingan semakin jelas setelah PDIP secara resmi mengumumkan mencalonkan kadernya yang sekarang masih Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.