Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

"Berbukalah dengan yang Manis", Jangan Salah Tafsir

Diperbarui: 23 Maret 2023   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurma lazim dimakan sebagai pembuka puasa|dok. Shutterstock/Aroona, dimuat Kompas.com

Tak terasa, bulun suci Ramadan telah tiba. Hari ini, Kamis (23/3/2023) merupakan hari pertama  berpuasa bagi umat Islam di Indonesia.

Setiap bulan puasa, betapa seringnya kita mendengar anjuran untuk berbuka puasa dengan yang manis-manis. Maksudnya, tentu makanan dan minuman yang manis.

Ada yang berpendapat, anjuran berbuka dengan yang manis itu berasal dari sunah Nabi Muhammad SAW.

Ternyata, menurut Guru Besar UIN Raden Mas Said Surakarta, Syamsul Bakri, "berbukalah dengan yang manis" bukan berasal dari hadis maupun sunah Nabi Muhammad (Kompas.com, 8/4/2022).

Lebih lajut, Syamsul mengatakan bahwa yang ada dalam hadis adalah "Berbukalah dengan kurma basah. Jika tak ada, maka dengan kurma kering. Jika tidak ada, dengan seteguk air."

Jadi, bagi mereka yang langsung menyantap kolak pisang sambil minum sirup, sebetulnya boleh-boleh saja. 

Tapi, jangan merasa dengan cara berbuka seperti itu telah mengikuti ajaran Nabi Muhammad.

Lagipula, perlu sangat berhati-hati, ada bahaya mengintai di balik makanan manis dan minuman berpemanis.

Adapun kurma adalah sejenis buah, meskipun juga rasanya manis, tapi bukan produk olahan. 

Maka, buah-buahan yang manis, yang masih segar dan bukan poduk pabrik, boleh saja sebagai pengganti kurma.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline