Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Pengemis Online, Cari Sensasi dan Merasa Lebih Keren

Diperbarui: 15 Januari 2023   05:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengemis konvensional|dok. Al Bawaba, dimuat viva.co.id

Apakah pengemis bisa dikatakan sebagai sebuah profesi seperti jenis pekerjaan lainnya? Bisa ya, bisa tidak, tergantung dari sisi mana melihatnya.

Secara formal, jelas pengemis bukanlah profesi. Bahkan, pengemis dianggap sebagai penyakit sosial yang harus dibasmi.

Tapi, faktanya ada saja pengemis yang bisa hidup mapan dan setia dengan "profesi" tersebut. Makanya, mereka menolak diberi pekerjaan.

Itu kalau kita berbicara pengemis berpola konvensional yang menadahkan tangan di emperan toko, di jembatan penyeberangan, atau di tempat terpasang lampu lalu lintas.

Nah, sekarang lagi marak fenomena orang-orang yang mengemis online melalui aplikasi TikTok.

Pengemis online tersebut membuat sensasi, antara lain dengan aksinya melakukan mandi lumpur tampil secara live, demi mendapatkan imbalan dari penontonnya.

Jauh sebelum itu, "pengemis" yang memanfaatkan berbagai aplikasi media sosial juga sudah merupakan hal biasa.

Awalnya memang ada semacam aktivis sosial yang menggalang dana untuk didonasikan kepada mereka yang layak untuk menerima bantuan.

Tapi, belakangan ini makin kabur batas antara penggalangan dana untuk aktivitas sosial dengan mereka yang bertujuan untuk mengemis.

Bahkan, diduga ada yang berkedok yayasan yang katanya bergerak dalam pengumpulan zakat, infak dan sedekah.

Padahal, "yayasan" tersebut diduga memanfaatkan sebagian donasi yang diterimanya untuk memperkaya diri sendiri atau kelompok mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline