Gelar juara Piala AFF 2022 hanya sebatas impian, jika Timnas Garuda masih bermain seperti saat babak penyisihan Grup A yang baru saja usai.
Egoisnya para pemain ingin mencetak gol, tanpa mau membagi bola kepada pemain lain yang posisinya lebih berpeluang, menjadi suatu persoalan pelik.
Persoalan lain, akuransi tembakan atau sundulan pemain yang masih jauh dari gawang lawan, ketika peluang yang seharusnya 100 persen gol.
Sebetulnya, melihat laga terakhir Timnas Indonesia sebelum ikut Piala AFF, sudah lumayan menggembirakan.
Tampil dua kali melawan Curacao yang punya peringkat FIFA jauh di atas Indonesia (masuk 100 besar dunia), tak membuat Timnas Garuda gentar.
Dua kali laga pada September 2022, dua-duanya dimenangkan oleh Indonesia. Dimas Drajad menyumbang 1 gol pada setiap laga lawan Curacao.
Sekarang level permainan timnas di ajang Piala AFF 2022 masih jauh di bawah saat tampil melibas Curacao.
Tragedi Kanjuruhan awal Oktober 2022 tampaknya menjadi penyebabnya mundurnya persepakbolaan nasional.
Tanpa bergulirnya kompetisi Liga Indonesia, jelas berpengaruh pada kemampuan fisik dan juga ketajaman feeling pemain.
Memang, ketika melawan Curacao, Dimas seperti menjadi jawaban final atas kisah Shin Tae Yong (STY) berburu striker.
Tentu, perburuan STY tersebut dilakukan dengan memantau pertandingan Liga 1 dan Liga 2 Indonesia.