Thanks, good job! Hanya tiga kata itu yang tertulis pada nota dinas yang saya buat kepada atasan saya yang menjabat sebagai direktur operasional di tempat saya bekerja.
Nota tersebut berisikan laporan saya setelah melakukan pekerjaan yang ditugaskan si bos beberapa hari sebelumnya.
Dalam nota dinas itu telah saya paparkan apa yang diinstruksikan kepada saya, bagaimana proses pelaksanaannya, kendala yang dihadapi, strategi mengatasi kendala, dan hasil akhirnya.
Ketika nota dinas itu kembali kepada saya, betapa leganya saya mendapat disposisi "Thanks, good job!" itu tadi.
Menurut saya, tiga kata itu sudah cukup menggambarkan bahwa si bos telah mengakui keberhasilan saya dalam menjalankan instruksinya.
Saya pernah punya bos yang mendiamkan nota dinas seperti itu, hanya sekadar memaraf saja, sebagai pertanda beliau sudah membaca.
Tapi, itu sudah lumayan. Yang lebih parah, ada lagi bos yang tidak pernah memuji anak buah, namun begitu salah sedikit, si anak buah langsung dimarahi.
Bagaimanapun karyawan adalah manusia biasa, yang membutuhkan pengakuan atau pujian.
Kalaupun harus marah kepada anak buah, jangan di hadapan karyawan lain. Tunjukkan saja apa kesalahannya dan tidak usah ngomel secara emosional.
Bos yang menganggap anak buah yang bisa bekerja dengan baik adalah hal yang seharusnya dan tidak perlu dipuji, justru akan membuat anak buah kecil hati.
Lalu, jika anak buah melakukan kesalahan, jangan buru-buru dimarahi. Teliti dulu apa penyebabnya. Jangan-jangan arahan dari atasan yang kurang jelas.