Cucu saya tak henti-hentinya menjadi sumber inspirasi saya dalam menulis. Ini mungkin sudah tulisan yang keempat atau kelima yang lahir karena mengamati tingkah laku sang cucu tercinta.
Satu-satunya cucu saya itu sekarang masih berumur 11 bulan. Hari demi hari kepintarannya semakin bertambah.
Sejak sebulan terakhir ini, ada beberapa tayangan televisi yang diresponnya dengan baik, dalam arti memperhatikan dengan tatapan antusias.
Pertama, bila di layar kaca berkumandang suara azan, ia akan diam tapi menyimak, seperti yang juga kami lakukan di rumah.
Kedua, ini yang jadi sumber tulisan, yakni ia akan bergerak lincah menggoyang-goyangkan kepala mendengar lagu iklan (jingle) produk tertentu yang berirama cepat.
Memang, jika kita amati, tak sedikit lagu iklan yang sangat populer, mungkin tak kalah populer dengan lagu sebenarnya (bukan iklan).
Biasanya, lagu iklan yang populer adalah yang iramanya yang enak didengar, liriknya yang gampang diingat, dan sering diputar, sehingga iklan tersebut menancap di benak pemirsa.
Tapi, soal apakah suatu iklan sering diputar, paling tidak berkaitan dengan tiga hal berikut ini:
Pertama, tinggi rendahnya rating acara televisi. Acara dengan rating tinggi lazimnya akan dibanjiri iklan.
Kedua, kecocokan produk yang diiklankan dengan acara televisi. Misalnya, acara sinetron yang digemari ibu-ibu rumah tangga, cocok dengan iklan produk peralatan rumah tangga.