Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Nomor Urut Partai dan Angka Keberuntungan dalam Akuntansi

Diperbarui: 27 November 2022   09:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi penomoran. (sumber: pixabay.com//geralt)

Meskipun saya menyukai angka 7 dan 8, tapi saya tidak begitu percaya dengan adanya angka keberuntungan atau angka sial. Bagi saya, semua nomor baik-baik saja adanya.

Namun demikian, saya pernah cukup lama berurusan dengan nomor cantik, karena permintaan khusus dari bos saya.

Ceritanya begini, dulu saya lama bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. 

Sesuai ketentuan Bank Indonesia (BI), semua perusahaan yang di bawah pengawasan BI (ketika itu belum lahir Otoritas Jasa Keuangan), wajib mempublikasikan laporan keuangannya.

Saya, sebagai orang yang bertugas di divisi akuntansi, selalu menyiapkan laporan keuangan setiap triwulan untuk nantinya diumumkan di dua media cetak yang tirasnya besar.

Tentu, sebelum dipublikasikan, laporan yang saya susun bersama teman-teman satu divisi, harus disetujui direktur keuangan dan direktur utama.

Masalahnya, pernah ada seorang direktur yang melakukan special request, yakni angka laba yang ditampilkan, bila dijumlahkan harus menghasilkan angka 8.

Alasannya, angka 8 merupakan lingkaran yang tak terputus, seolah melambangkan rezeki yang juga selalu mengalir.

Tentu, permintaan seperti itu harus saya akali, dengan memakai jurus koreksi pembukuan. 

Seolah-olah angka laba yang asli seperti apa adanya, mengandung kekeliruan, sehingga dikoreksi menjadi angka cantik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline