Banyak sekali pesan masuk ke gawai saya yang bunyinya kira-kira seperti ini: "Anda berhak dapat diskon hingga 90 persen dengan berbelanja di "blablabla...".
Kadang-kadang, pesan tersebut bernada sedikit memaksa, seperti kalimat berikut ini: "Ayo buruan, hak Anda hanya berlaku sampai hari ini."
Pintar sekali para kreator iklan tersamar yang dikirimkan ke gawai banyak orang. Ya, saya menduga pasti pesan tersebut disebar ke banyak gawai.
Jadi, kalau ada kalimat: "Selamat, Anda terpilih mendapat....," itu berlaku secara massal, karena yang terpilih itu demikian banyak.
Dari mana si pengirim pesan mengetahui nomor ponsel saya dan mungkin juga nomor-nomor lainnya yang banyak tersebut?
Saya tidak mau berburuk sangka, meskipun hati kecil saya spontan saja menghubungkannya dengan isu pencurian data yang marak hingga sekarang.
Anggap saja mereka dapat nomor secara halal, karena siapa tahu dulu saya pernah mengisi identitas pribadi dalam rangka mengurus sesuatu.
Bisa saja tempat saya mengurus sesuatu itu masih satu grup usaha dengan si pengirim pesan itu tadi.
Apakah etis menyerahkan data pribadi ke entitas lain, meskipun masih dalam satu grup usaha, katakanlah semacam induk dan anak perusahaan?
Biarlah pertanyaan tersebut dijawab oleh ahlinya atau oleh yang berkompeten membuat regulasi dalam pengumpulan dan penyebaran data.
Yang jelas, kita tak usah kaget, jika sering nomor tak dikenal tiba-tiba menelpon atau mengirim pesan. Hal ini sudah dianggap biasa.