Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Ada Lembaga Amal Mencari Donasi Menggunakan Kebocoran Data?

Diperbarui: 16 September 2022   07:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pencurian data|dok. Infokomputer, dimuat timesindonesia .co.id

Kalau Anda tiba-tiba ditelpon oleh orang yang tidak dikenal atau dikirimi pesan singkat dari nomor yang tidak dikenal, besar kemungkinan bukan karena salah sambung.

Tapi, si penelpon atau si pengirim pesan memang ada maunya, dengan terlebih dahulu berupaya menjalin komunikasi dengan Anda. 

Dari mana mereka tahu nomor Anda, tak perlu ditanya. Data pribadi seseorang, termasuk nomor hape, konon gampang dibeli karena memang ada yang menjual.

Bank, perusahaan asuransi, perusahaan pengelola investasi, pengelola aplikasi pinjaman online, adalah beberapa contoh pihak yang sangat memerlukan data pribadi seseorang untuk diprospek menjadi nasabahnya.

Dengan mengetahui nama, nomor ponsel, alamat, tempat dan tanggal lahir, agama, dan pekerjaan dari seseorang, itu sudah sangat membantu untuk memilah-milah kelompok yang akan diprospek.

Jadi, heboh-heboh soal fenomena Bjorka yang sekarang lagi terjadi, bukan lagi sesuatu yang aneh. Bjorka adalah seorang hacker atau peretas database yang disimpan instansi atau perusahaan tertentu.

Sebetulnya, jauh sebelum Bjorka, sudah berulang kali terjadi kebocoran data pribadi, sehingga hal ini seolah-olah sudah tak terhindarkan. 

Padahal, lembaga yang menyimpan data berupa identitas pribadi pelanggannya atau bahkan data kependudukan, seharusnya mampu meningkatkan keamanan datanya agar tidak dijebol hacker.

Tapi, kalaupun tidak dijebol pihak luar, diduga ada pula oknum tertentu di suatu lembaga atau perusahaan yang punya akses ke database yang bersifat rahasia, yang justru menjualnya.

Siapa yang membeli data yang bocor? Di atas telah disebut seperti pengelola aplikasi pinjaman online dan lain-lainnya. 

Namun, ada pihak pembeli data yang sangat perlu diwaspadai, yakni mereka yang berniat buruk, yang mungkin saja terorganisir mirip organisasi mafia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline