Hari ini, Rabu (17/8/2022), seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote, merayakan Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia (HUT 77 RI).
Dua hari yang lalu, saya betandang ke kantor pusat sebuah BUMN untuk bertemu beberapa orang teman. Ternyata, dari obrolan teman-teman itu, mereka lagi disibukkan mencari pakaian adat.
Ceritanya, untuk upacara HUT Kemerdekaan RI di kantor tersebut, Direksi BUMN itu menginstruksikan para peserta mengenakan pakaian adat.
Pada upacara tahun 2020 dan 2021 yang lalu, hanya dilakukan secara virtual, sehingga tahun ini yang dilakukan secara langsung, sangat terasa kesibukannya.
Memang, ada yang merasa terbebani dengan memakai baju adat, terutama pejabat yang wanita. Mungkin agak ribet saat berangkat dari rumah ke kantor atau saat berganti pakaian setelah upacara.
Tapi, saya sendiri berpendapat bahwa memakai pakaian adat sebetulnya tidaklah rumit. Hanya karena tidak terbiasa saja.
Sama saja ketika dulu saat baru bekerja, rasanya memasang dasi itu cukup rumit. Saya membutuhkan waktu 5-10 menit hanya untuk memasang dasi.
Namun, ketika sudah terbiasa, saya malah bisa memakai dasi sambil berjalan, karena sudah tahu pola membuhulnya secara cepat.
Memang, sejak Joko Widodo menjadi Presiden pada 2014, terlihat bahwa beliau sangat menghargai beragamnya adat dan budaya berbagi suku di Indonesia.
Meskipun beliau orang Jawa, Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan acara kenegaraan tampil dengan baju adat daerah tertentu.
Misalnya, beliau pernah memakai baju adat Bugis, Kalsel, Aceh, NTB (suku Sasak), NTT (suku Sabu), Banten, Lampung, dan sebagainya.