Setiap tanggal 23 Juli, di negara kita diadakan peringatan Hari Anak Nasional (HAN). Untuk HAN 2022, temanya adalah "Anak Terlindungi, Indonesia Maju".
Tema di atas sengaja dipilih karena berkaitan dengan pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir, sehingga anak-anak sebagai pewaris masa depan bangsa perlu dilindungi.
Sayangnya, perlindungan dalam bentuk lain, pada sebagian anak belum didapatkannya, bahkan sejumlah anak menderita depresi karena menjadi objek bullying (perundungan).
Perundungan anak, mungkin bagi sebagian orang dianggap biasa saja. Namanya juga anak-anak, jika mereka mengolok-olok salah seorang temannya, ya biarkan saja. Toh, nanti mereka akan main bersama lagi.
Tapi, justru sikap yang membiarkan saja dengan alasan begitulah dunia anak-anak, merupakan awal dari kesalahan fatal. Soalnya, tingkat perundungan yang dibiarkan, berpotensi lama-lama akan menjadi perundungan yang keterlaluan.
Nah, baru-baru ini, terjadi perundungan anak yang sangat keterlaluan di Tasikmalaya, Jawa Barat. Bahkan, ironisnya terjadi menjelang peringatan HAN 2022, sehingga bisa dianggap menjadi sebuah kado pahit.
Bagaimana tidak sangat keterlaluan? Seperti ditulis Kompas.com (22/7/2022), seorang bocah SD 11 tahun di Tasikmalaya meninggal dunia usai mengalami depresi dan sakit diduga akibat dirisak teman-teman sebayanya.
F (inisial bocah tersebut) dipaksa untuk bersetubuh dengan kucing, sambil direkam menggunakan kamera ponsel beberapa waktu lalu.
Korban menjadi depresi karena rekaman tersebut tersebar dan viral, hingga tak mau makan dan minum. F meninggal ketika dirawat di rumah sakit pada Minggu (18/7/2022).
"Bersetubuh dengan kucing", membacanya saja sudah bikin dada sesak, mengiris-iris perasaan, dan inilah yang tidak terbayang dilakukan oleh anak-anak. Kok bisa-bisanya punya ide yang sangat keterlaluan itu?
Kasus tersebut sekarang tengah ditangani aparat penegak hukum. Harapan kita, meskipun pelakunya masih anak-anak, tetap mendapat hukuman atau mungkin orang tuanya juga mendapat sanksi.