Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

3 Konsekuensi Anak Kuliah di Rantau, Termasuk Soal Jodoh

Diperbarui: 22 Juli 2022   04:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pergi merantau|dok. Pinterest, dimuat dream.co.id

Agak terlambat saya baru berkesempatan menonton film "Ngeri-ngeri Sedap", yakni ketika film kisah sebuah keluarga Batak tersebut sudah tayang beberapa minggu di berbagai bioskop.

Film tersebut memang kocak, tapi yang membuat saya terkesan bukan kelucuannya, tapi justru ada nilai-nilai kehidupan yang selayaknya menjadi bahan renungan atau instrospeksi bagi penonton.

Nilai-nilai yang saya maksud tentang hubungan antara orangtua dan anak-anaknya, ketika anak-anak tersebut sudah selesai kuliah di tanah rantau dan punya pekerjaan yang baik.

Jelas, kondisi tersebut merupakan hal yang diidamkan oleh banyak orang tua. Tapi, dalam film di atas, justru kesuksesan anak menjadi sumber keresahan bagi seorang ayah yang tinggal di pinggir Danau Toba.

Si Ayah hidup bersama istrinya dan putri bungsunya. Kerinduannya yang teramat sangat pada 3 anak lelakinya yang tinggal di rantau, menjadi masalah besar bagi si ayah.

Anak-anaknya tersebut dianggap telah lupa dengan kampung halaman dan kurang menghargai orang tua. Bahkan, putra tertuanya yang mau menikah dengan gadis Sunda, dianggap tidak lagi menghargai adat Batak.

Demikian pula putra ketiga yang tinggal di Yogya, padahal sebagai lelaki terkecil diharapkan untuk tinggal di kampung agar ada yang mengelola warisan.

Nah, bagian berikutnya dari tulisan ini tak lagi berkaitan dengan film Ngeri-ngeri Sedap. Tapi, secara umum, bagi orang suku mana pun, jika sudah ikhlas melepaskan anaknya menuntut ilmu di tanah rantau, sebaiknya juga menyadari konsekuensinya.

Satu hal yang tak terbantahkan adalah tentang pentingnya peranan pendidikan tinggi bagi kesuksesan anak-anak yang masih berada pada tahap usia menuntut ilmu.

Kesuksesan tersebut tidak hanya untuk si anak dan orang tuanya, tapi lebih luas lagi, penting sebagai penerus pembangunan bangsa di kemudian hari.

Artinya, jika si anak berminat untuk kuliah di perguruan tinggi yang berada di luar provinsi domisili orang tuanya, sebaiknya orang tua mendukung sepenuhnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline