Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Ekonomi Inklusif, Kuantitas, dan Kualitas Sama Pentingnya

Diperbarui: 27 Juli 2022   16:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ekonomi inklusif|dok. solider.id

Tahun ini merupakan tahun yang super sibuk bagi Presiden Joko Widodo dan jajarannya. Tidak hanya kondisi di tanah air saja yang mesti ditangani dengan sebaik-baiknya.

Tapi, kondisi global pun perlu dicarikan solusinya bersama dengan berbagai negara lain. Makanya, kemampuan diplomasi pemerintah menjadi amat penting.

Untungnya, tahun ini (1 Desember 2021-30 November 2022), Indonesia mendapat amanah sebagai pemegang Presidensi G20. Sehingga, berbagai pertemuan di Forum G20 bisa dimanfaatkan oleh Indonesia untuk menghasilkan solusi yang tepat.

G20 merupakan forum kerjasama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan 1 organisasi antar pemerintah 27 negara Eropa yang disebut dengan Uni Eropa.

Mengutip bi.go.id, G20 merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.

Anggota G20 selengkapnya terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Adapun tujuan utama Forum G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.

Sebagai bukti nyata keberhasilan G20, bisa ditelusuri ke berbagai referensi yang antara lain terlihat pada penanganan krisis keuangan global 2008.

Dalam hal ini, G20 dianggap telah membantu dunia kembali ke jalur pertumbuhan, serta mendorong beberapa reformasi penting di bidang finansial.

Nah, melihat tujuan utama G20 di atas, bisa ditafsirkan bahwa ekonomi inklusif merupakan hal yang perlu terus diperjuangkan. 

Soal ekonomi inklusif ini, sangat terasa pentingnya di negara kita, mengingat masalah pemerataan ekonomi, hingga sekarang masih belum seperti yang diharapkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline