Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Tradisi Minum Sirup Saat Lebaran Berganti Air dalam Kemasan

Diperbarui: 16 Mei 2022   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi keranjang untuk AMDK | dok. kamini.id

Bagi mereka yang sudah berusia di atas 35 tahun, coba ingat suasana berlebaran zaman dulu, paling tidak hingga akhir dekade 90-an. Ketika itu, berkunjung atau dikunjungi saat lebaran, salah satu cirinya identik dengan minum sirup. 

Ya, apapun suguhan kuenya, minumannya tetap sirup. Hanya warna sirup yang mungkin berbeda antar rumah yang satu dengan rumah yang lain. Ada yang merah, oranye, hijau, dan sebagainya.

Tentu saja pihak tuan rumah akan kerepotan menuangkan sirup ke dalam gelas, menambahkan air putih, dan mengocok dengan sendok, baru sirup siap dihidangkan.

Kemudian, yang paling capek adalah mencuci gelas saat para tamu sudah pulang. Bayangkan, tamu bisa datang dalam rombongan yang besar.

Padahal, seperti sudah tradisi, asisten rumah tangga (ART) pasti akan pulang mudik di saat lebaran ke kampung asal masing-masing. Maka, beban pekerjaan dapur tentu semua ditangani tuan rumah, terutama ibu rumah tangga.

Lalu, perlahan tapi pasti, sejak dekade 90-an dan semakin pesat sejak tahun 2000-an, keberadaan air minum dalam kemasan (AMDK) semakin mutlak di masing-masing rumah tangga.

Akibatnya, sirup pun terdepak oleh AMDK di saat lebaran. Coba perhatikan di ruang tamu masing-masing rumah, biasanya ada keranjang yang penuh lubang sebagai wadah AMDK.

Tak perlu ditulis di sini apa saja merek AMDK yang demikian banyak di pasaran. Ada merek yang sudah dikenal secara nasional, ada yang cuma dipasarkan di daerah tertentu.

Bahkan, ada satu merek yang sangat dominan karena pelopor dalam industri AMDK. Saking dominannya, merek tersebut sering disebut sebagai nama produk, meskipun yang diminum sebetulnya merek lain yang berharga lebih murah.

Jelas, kelebihan AMDK karena sangat praktis, terutama AMDK seukuran gelas dengan isi 250 ml. Tak perlu cuci gelas, hanya sekadar membuang ke tong sampah saja.

Namun, justru di sini masalahnya yang sering luput dari perhatian kita. Menurut para pemerhati lingkungan, AMDK tersebut tidak ramah lingkungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline