Seorang teman saya melakukan perjalanan mudik lebaran dari Surabaya menuju Padang dengan mobil pribadi. Berangkat dari Surabaya pada 28 April 2022 pukul 22.08 dan sampai di Padang 1 Mei 2022 sekitar pukul 15.00.
Saya hitung-hitung, teman saya itu menghabiskan waktu selama 63 jam. Padahal, normalnya dari Surabaya ke Jakarta yang sudah terhubung sepenuhnya dengan jalan tol hanya butuh sekitar 12 jam (sudah termasuk istirahat makan dan salat).
Kemudian, dari Jakarta ke Padang membutuhkan 30 jam sejak ada jalan tol Bakauheni-Palembang. Sekiranya teman saya itu beristirahat di Jakarta selama 6 jam, maka Surabaya-Padang bisa tembus 48 jam.
Tapi, kondisi pada libur lebaran memang bukan kondisi normal. Teman saya itu hanya bisa lewat tol dari Surabaya hingga Semarang, setelah itu pindah ke jalan non tol hingga Bekasi.
Hal itu tentu karena jalan tol diutamakan untuk pemudik dari Jakarta ke arah Semarang. Jangan mengira karena melawan arus, teman saya akan lancar dalam perjalanan. Macet sangat parah dijumpainya dari Cirebon hingga Cikampek.
Berikutnya, titik kemacetan terparah yang ditemui teman saya ketika menjelang masuk pelabuhan Merak hingga kendaraan bisa naik kapal feri. 7 kilometer menuju dermaga ia sempat tekena macet dan tidak bergerak sama sekali.
Baru subuh besoknya (sekitar pukul 05.00) teman saya bisa naik kapal. Dihitung sejak 19.30 malam sebelumnya sejak ia terkena stuck, artinya membutuhkan waktu 9 jam 30 menit hingga bisa naik kapal.
Nah, kalau arus mudik dari Jakarta ke arah Cirebon dan Semarang, saya mengikuti berita melalui media televisi. Kondisi terparah terjadi pada Jumat (29/4/2022) yang merupakan hari pertama libur resmi lebaran.
Namun, secara umum, kondisi arus mudik bisa dikatakan cukup baik karena adanya kebijakan ganjil genap dan jalan satu arah. Paling tidak, kondisi sangat parah seperti tragedi Breksit (Brebes Exit) pada mudik 2016 tidak terulang lagi.
Agar arus balik lebih baik lagi kondisinya ketimbang arus mudik, Presiden Joko Widodo telah mengingatkan agar para pemudik jangan serentak kembali pada hari Sabtu-Minggu (7 dan 8 Mei 2022).
Sebagian pemudik harus ikhlas kembali lebih awal, seperti yang diharapkan Presiden Joko Widodo. Misalnya, berangkat dari kampung halaman pada Rabu atau Kamis ini (4 dan 5 Mei 2022).