Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Hati-hati, Tanpa Disadari Terjadi Hubungan Toksik Nenek dan Cucu

Diperbarui: 14 Februari 2022   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi nenek dan cucu| dok. koreanfilm.co.uk, dimuat idntimes.com

Saya awali tulisan ini dengan ucapan selamat merayakan Hari Kasih Sayang bagi yang menganggap hari ini, 14 Februari  2022, sebagai hari spesial. Ya, hari ini adalah Hari Valentine.

Tapi, saya ingin memberikan spektrum yang berbeda, bahwa kasih sayang itu berdimensi banyak. Terlalu sempit bila hanya tentang sepasang  kekasih yang lagi kasmaran saja.

Saya mengamati, di antara sekian banyak jenis kasih sayang, yang paling tulus itu justu antara nenek dan cucunya, dan itulah yang diangkat melalui tulisan ini.

Kebetulan, sejak 3 Januari 2022 lalu, saya resmi menjadi seorang kakek. Tentu, istri saya pun sudah sah menyandang predikat nenek.

Seorang putra saya yang menikah dengan gadis pilihannya pada akhir Januari 2021 dalam acara berformat minimalis karena pandemi, alhamdulillah telah mempunyai seorang bayi perempuan.

Sering saya mendengar ucapan bahwa kakek nenek lebih lengket dengan cucunya ketimbang sang cucu dengan ayah bundanya.

Saya belum bisa membuktikan kebenarannya secara langsung karena cucu saya baru berusia 1 bulan. Saya tentu saja menyayangi cucu, tapi ikatan batin belum tercipta karena masih takut menggendongnya berlama-lama.

Jika kasih sayang kakek ke cucu dibandingkan dengan kasih sayang nenek ke cucu, saya mengakui nenek lebih unggul. 

Hal ini terlihat dari tingkah istri saya yang tak puas-puasnya menggendong si cucu dengan sorot mata yang berbinar-binar.

Tapi, saya berharap agar nantinya hubungan istri saya ke cucunya tidak berkembang menjadi hubungan toksik.

Lho, gak salah nih, memang ada hubungan toksik antara nenek ke cucunya? Sebetulnya saya tidak begitu yakin apakah istilah ini tepat atau tidak. Kalau tidak tepat, saya mohon maaf.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline