Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Miro Baldo Bento, Striker Timnas Indonesia yang Memilih Jadi WN Timor Leste

Diperbarui: 25 Januari 2022   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Miro Baldo Bento|Tabloid Bola, edisi 26 September 2000.

Timnas Indonesia akan melakukan dua kali pertandingan uji coba melawan Timor Leste, yakni pada tanggal 27 Januari dan 30 Januari 2022.

Melawan Timor Leste, sebetulnya secara psikologis kurang menguntungkan bagi Indonesia. Jika Indonesia menang tipis, atau bahkan menang besar sekalipun, dianggap biasa saja, karena peringkat FIFA Indonesia memang di atas Timor Leste.

Tapi, Timor Leste biasanya punya semangat yang berlipat ganda kalau melawan Indonesia. Bayangkan kalau Indonesia berhasil ditahan imbang, apalagi kalau kalah, akan sangat menyakitkan bagi Indonesia, meskipun judulnya hanya uji coba.

Dulu, ketika Timor Leste masih menjadi bagian dari NKRI sebagai provinsi ke-27, Timor Timur (nama Timor Leste ketika itu) tidak begitu diperhitungkan dalam kompetisi sepak bola nasional.

Persedil Dili sebagai klub nomor satu di Timor Timur, belum pernah menembus babak 12 besar kompetisi antar klub perserikatan tingkat nasional.

Tapi, kota Dili melahirkan seorang pemain sepak bola berbakat yang kemudian terpilih menjadi striker Timnas Indonesia.

Bagi mereka yang sekarang berusia di atas 40 tahun dan mengikuti perkembangan sepak bola nasional, mungkin masih ingat dengan nama Miro Baldo Bento.

Ya, itulah nama striker timnas era 1998-2000 yang antara lain tampil di turnamen Piala AFF 1998 (ketika itu disebut sebagai Piala Tiger) dan mencetak 3 gol, masing-masing 1 gol di gawang Myanmar, Thailand, dan Singapura.

Nama lengkap pria yang lahir tanggal 4 Juni 1975 itu adalah Miro Baldo Bento de Araujo, dan sama sekali tak ada hubungannya dengan Bento pada lagu ciptaan Iwan Fals.

Karena lahir pada 1975, Bento tak mengalami masa penjajahan Portugal. Timor Timur menjadi bagian dari NKRI selama 24 tahun sejak 1975.

Ketika Soeharto tumbang dan digantikan Habibie sebagai Presiden RI, berdasarkan permintaan Habibie kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), diadakan referendum di Timor Timur pada 30 Agustus 1999.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline