Dari semua cabang olahraga, tak ada yang penggemarnya sebanyak dan sefanatik penggemar sepak bola. Sebagai contoh, beberapa klub di Eropa, penggemarnya tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Penggemar fanatik akan mengikuti semua pertandingan yang dijalani klub kesayangannya. Untungnya, sekarang makin gampang menonton pertandingan sepak bola dari berbagai liga sepak bola di Eropa.
Kalaupun tidak ada stasiun televisi yang menyiarkan, dengan mengakses aplikasi tertentu, sepanjang ada jaringan internet, penggemar sepak bola di Indonesia bisa menyaksikan laga klub favoritnya di Inggris, Spanyol, Italia, atau negara lainnya.
Persaingan antar klub di negara-negara yang disebutkan di atas, memang sangat ketat. Klub yang basis pendukung fanatiknya banyak, tak selalu meraih kemenangan.
Sebagai contoh, klub Manchester United (MU) yang berlaga di Liga Primer Inggris, sekarang lagi disorot atas prestasi buruk yang ditorehkannya, karena beberapa kali kalah telak dari lawannya.
Dalam kondisi seperti itu, strategi yang dipakai pelatih bisa jadi dinilai tidak tepat. Maka, ketika akhirnya Ole Gunnar Solkskjaer harus terdepak dari kursi pelatih MU, itu sudah konsekuensinya.
Bagaimana kiprah MU selanjutnya tergantung dengan dinamika pelatih baru yang sebelumnya berpengalaman menangani beberapa klub di Jerman, Ralf Rangnick.
Tapi, tulisan ini tidak akan mengelaborasi apa yang terjadi di MU Inggris, namun mengajak pembaca untuk mencermati beberapa klub Liga 1 Indonesia yang juga penuh dinamika.
Salah satu di antaranya adalah yang terjadi di "MU"-nya Indonesia alias Madura United. Sampai tulisan ini ditulis, Madura United telah memainkan 14 laga di Liga 1 musim 2021-2022.
Pada klasemen sementara, Madura United bertengger di peringkat 11 dari 18 klub, hasil dari 4 kali menang, 5 kali seri dan 5 kali kalah.