Apakah mungkin seorang yang dari dulu hingga sekarang menetap di kampungnya sendiri untuk pulang kampung?
Ya, tentu tidak mungkin. Yang namanya pulang kampung itu, harus merantau dulu, baru pada momen tertentu pulang ke kampungnya.
Tidak heran, teman saya yang orang asli Betawi, begitu suatu kali saya ajak mudik lebaran ke kampung saya di Payakumbuh, Sumbar, ia terlihat sangat menikmati.
Tapi, tetap saja teman saya itu tidak bisa disebut pulang kampung, karena ia bepergian ke kampung temannya.
Nah, mungkin tidak terlalu tepat, tapi begitulah saya menganalogikan kenapa saya membuat judul seperti terbaca di atas.
Jadi begini, karena saya bukan perokok, jelas kalau saya disuruh berhenti merokok, saya mohon maaf karena tidak bisa.
Logika saya, saya harus jadi perokok dulu, meskipun barang beberapa hari, baru boleh diminta berhenti merokok.
Sebetulnya, waktu sekolah dulu saya pernah coba-coba merokok, tapi saya tidak tahan dan batuk-batuk.
Lalu, seorang teman akrab saya yang memang perokok, menasehati saya agar tidak usah merokok kalau memang malah jadi menyiksa.
Herannya, saya sering jalan bareng dengan teman saya itu karena ia teman ngobrol yang asyik. Ia ngobrol sambil menghisap rokok, saya ngobrol tanpa merokok.
Nah, sejak itu saya tidak mau mencoba merokok lagi, meskipun saya tidak terganggu dengan asap rokok teman-teman saya.