Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 yang karena pandemi baru terlaksana pada Oktober 2021 ini, terasa sekali istimewanya, terutama dilihat dari sisi waktu dan tempat penyelenggaraan.
Dari sisi waktu saja sudah jelas tingkat kesulitannya, yakni negara kita masih dilanda musibah pandemi, meskipun sudah ditunda satu tahun.
Sewaktu penundaan tersebut diputuskan, sebetulnya belum ada jaminan kapan pandemi akan berakhir. Tapi, syukurlah, sejak September lalu, kasus penambahan pasien Covid-19 sudah semakin berkurang di semua provinsi.
Namun demikian, panitia pelaksana PON Papua tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat, sehingga diharapkan tidak muncul klaster baru dalam kasus Covid-19.
Kemudian, keistimewaan lain, jelas soal tempat. Bukan semata-mata karena provinsi Papua secara geografis terletak di ujung timur negara kita, sehingga anggaran transportasi dan logistik pasti lebih besar dari PON-PON sebelumnya.
Tapi, luasnya provinsi Papua dan kondisi alamnya juga luar biasa. Padahal ada empat kabupaten/kota yang menjadi arena pertandingan, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Mimika.
Padahal, Provinsi Papua sudah dimekarkan dengan terbentuknya provinsi Papua Barat, namun yang namanya provinsi Papua itu masih sangat luas.
Bayangkan, bila seluruh pulau Jawa yang terdiri dari 6 provinsi digabung jadi satu, ditambah lagi dengan provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Nah, Papua masih lebih besar dari gabungan 9 provinsi itu.
Jarak Jayapura ke Merauke kira-kira sejauh Jakarta-Surabaya. Kalau dari Jakarta ke Surabaya ada jalan tol, Jayapura-Merauke atau Jayapura-Timika hanya bisa dijangkau dengan pesawat.
Bisa juga dengan kapal laut, tapi harus memutar jauh sekali melewati Papua Barat, sehingga akan memakan waktu beberapa hari.
Jelaslah, koordinasi penyelenggaraan pertandingan di beberapa kota di atas membutuhkan usaha yang tidak mudah.