Bagi penggemar bulutangkis, mulai hari ini (Minggu, 26/9/2021), tentu perhatiannya tertuju pada perhelatan Piala Sudirman, kejuaran bulutangkis beregu campuran yang dilakukan setiap 2 tahun.
Piala Sudirman memang unik, karena seolah-olah gabungan dari Piala Thomas dan Piala Uber. Piala Thomas adalah lambang supremasi bulutangkis beregu putra, dan Piala Uber untuk beregu putri.
Nah, kedua itu digabung dalam turnamen Piala Sudirman, dengan mempertandingkan lima nomor, yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.
Sejarah kelahiran Piala Sudirman tidak terlepas dari peran Indonesia, karena nama Sudirman itu sendiri diambil dari Dick Sudirman, salah seorang pendiri Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Kiprah Dick Sudirman juga diakui untuk kemajuan bulutangkis dunia dan pernah menjadi Wakil Ketua Federasi Bulutangkis Internasional (IBF).
Demi menghormati jasa Sudirman tersebutlah, kejuaraan bulutangkis beregu campuran yang sebelumnya belum pernah ada, dinamakan Piala Sudirman.
Ironisnya, Indonesia baru sekali saja meraih Piala Sudirman yakni saat Piala Sudirman digelar untuk pertama kalinya.
Ketika itu kebetulan Indonesia juga menjadi tuan rumah dan pertandingan dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 24-29 Mei 1989.
Setelah itu, hanya China dan Korea Selatan yang mampu memboyong Piala Sudirman. China meraihnya 11 kali dan Korea Selatan 4 kali.
Bagaimanakah peluang Indonesia kali ini? Mampukah Indonesia mengulang prestasi 32 tahun lalu?