Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Bersyukur Ketika Dapat Musibah, Bersabar Ketika Dapat Anugerah

Diperbarui: 29 Juli 2021   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi seorang ibu lagi menangis| dok. Pexels/Kat Jayne, dimuat popmama.com

Seorang kerabat tiba-tiba menelpon saya. Sambil terisak ia curhat tentang berbagai kesulitan yang tengah dihadapinya. Ringkasnya, ia merasa ujian dari Tuhan terlalu berat, seakan tak mampu ia melewatinya.

Ini bukan kali pertama ia curhat, tapi yang sampai terisak seperti itu, seingat saya memang sangat jarang. Apalagi sampai mengatakan ujian dari Tuhan terlalu berat, inilah yang pertama kali saya dengar.

Saya sengaja tidak menyela perkataannya, selain hanya mengatakan iya.....iya...., pertanda saya menyimak dengan baik apa yang diungkapkannya.

Menurut apa yang pernah saya baca, seorang yang lagi menghadapi masalah berat, membutuhkan orang lain yang mau mendengar keluhannya secara tulus. 

Dengan melepaskan semua keresahannya secara tuntas kepada orang yang dipercaya akan menyimpan rahasianya, itu sudah merupakan terapi tersendiri. 

Paling tidak, meskipun saya belum bisa memberikan solusi yang tepat, dengan mendengar curhatnya, beban dalam dada kerabat saya itu sedikit berkurang.

Saya tidak akan banyak memberikan nasehat karena saya memang tidak punya kapasitas untuk itu. Saya pun tidak akan mengecil-ngecilkan penderitaannya, umpamanya dengan menceritakan saya juga punya ujian yang lebih berat.

Menurut saya sangat tidak simpatik, seseorang yang meremehkan curhat orang lain. Akhirnya setelah sekitar 40 menit, ia sendiri yang minta telpon diakhiri.

Sebagai penutup saya hanya mengatakan sangat bisa merasakan apa yang membebani pikirannya, mendoakan agar kondisinya akan lebih baik, serta siap bila sewaktu-waktu ia menelpon lagi.

Setelah ceritanya berakhir, sebagai bukti saya menyimak, secara cepat saya memetakan ada 3 hal yang menjadi beban pikiran kerabat saya itu.

O ya, saya lupa, profil kerabat saya tersebut adalah seorang single parent setelah suaminya menghadap Sang Pencipta sekitar 3 tahun lalu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline