Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Komplotan Copet, Aktor Berbakat di Panggung yang Salah

Diperbarui: 20 Juni 2021   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. kompas.com/tribunjambi

Topik pilihan Kompasiana tentang "awas copet", ternyata merupakan topik yang tergolong banyak mendapat tanggapan para kompasianer (julukan bagi para penulis di Komapasiana).

Meskipun saya tidak melakukan pendataan atas tulisan-tulisan tersebut, hasil pengamatan saya secara sekilas, bagi warga perkotaan, terutama yang sering menaiki kenderaan umum, mengalami musibah kecopetan, sudah biasa.

Maksud sudah biasa, bukan berarti seseorang bisa kecopetan berkali-kali. Tapi, sudah biasa di mana-mana ada saja orang yang berprofesi sebagai pencopet.

Jadi, tindakan yang diperlukan adalah bagaimana caranya kita selalu waspada agar tidak kecopetan. Dan, tentang bagaimana caranya ini, sudah cukup banyak tulisan yang membahas, saya tak akan menambah lagi.

Jika kita berharap para pencopet sudah tidak ada karena berhasil diringkus oleh aparat hukum, mungkin bisa terjadi selama beberapa hari. Umumnya, kalau lagi ada operasi khusus dari pihak berwajib.

Namun, setelah itu kondisi akan normal lagi, maksudnya para pencopet kembali mengintai mangsanya. Soal mangsa ini, mereka tidak pandang bulu, mulai dari anak-anak hingga kakek-nenek.

Buktinya, hampir semua tulisan di Kompasiana, menceritakan pengalaman pribadi si penulis saat menyadari dompet atau hapenya telah raib digondol pencopet.

Hasil pengamatan saya berikutnya, copet beraksi di banyak kota. Memang di kota yang lebih besar, tentu saja lebih banyak. Makanya, dari tulisan di Kompasiana, lokasi kecopetan kebanyakan terjadi di Jakarta dan kota-kota sekitarnya.

Namun, di kota lain seperti Yogyakarta dan Solo, bahkan kota yang lebih kecil seperti Jember dan Banyuwangi, juga terjadi hal yang sama. Artinya, kewaspadaan kita harus selalu dijaga, meskipun lagi berada di kota kecil.

Nah, hal lain yang ingin saya sorot, untuk aksi copet yang dilakukan oleh beberapa orang, sebut saja sebagai komplotan copet, menurut saya mereka adalah aktor berbakat.

Kalau saja mereka ikut dilatih soal seni peran, bukan tidak mungkin ada di antara mereka yang jadi aktor beneran, tampil di layar kaca atau layar lebar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline