Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Calon Mertua Terlalu Baik? Hati-hati Jebakan Batman

Diperbarui: 5 Juni 2021   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. screenrant / suara.com

Seorang sahabat saya, sebut saja namanya Edi, baru saja terlibat pembicaraan panjang dengan saya. Awalnya ia memberitahu akan menikahkan anaknya yang nomor dua, tapi sengaja tidak mengundang teman-teman karena mematuhi ketentuan pembatasan sosial.

Saya teringat beberapa bulan sebelum pandemi Covid-19 masuk ke negara kita, saya diundang dan hadir di acara resepsi pernikahan anak sulung Edi di sebuah gedung di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Makanya saya bertanya kepada Edi, apakah ia sudah punya cucu. Eh, akhirnya Edi kebablasan bercerita banyak hal tentang rumah tangga anak sulungnya itu. Intinya, Edi merasa anaknya menikah karena jebakan. Lho kok bisa? 

Nah, ceritanya saya tulis ulang sesuai dengan apa yang saya ingat dari obrolan dengan Edi, tentu dengan gaya bahasa saya sendiri. 

Roni, demikian nama si anak sulung teman saya, merupakan alumni sebuah sekolah tinggi kedinasan. Alumni sekolah tinggi tersebut, pada umumnya langsung bekerja menjadi PNS di sebuah instansi yang cukup bergengsi.

Sewaktu menyelesaikan tugas akhir kuliah (semacam penyusunan skripsi), Roni dibimbing oleh dosen senior di kampusnya. Dalam proses bimbingan tersebut, sang dosen sering meminta Roni untuk datang ke rumahnya, di suatu kawasan di Jakarta Selatan.

Akibat sering ke rumah dosen, akhirnya Roni juga kenal dengan istri dosen dan anak gadisnya yang ketika itu masih duduk di kelas 3 SMA. Roni sangat terkesan dengan istri dosen karena orangnya ramah dan penuh perhatian ke Roni.

Sebagai anak daerah yang tinggal di tempat kos, tentu saja mendapat perhatian dari seorang ibu, membuat Roni senang. Rindu terhadap ibunya di kampung, bisa sedikit berkurang.

Tapi, Roni tahu diri dan tahu batas, bahwa ia ke rumah si dosen semata-mata untuk bimbingan tugas akhir, tak lebih dari itu. Namun, tidak begitu dengan istri dosen yang diam-diam ingin mengambil Roni menjadi menantunya.

Makanya, meskipun proses bimbingan sudah selesai, bahkan Roni sudah wisuda, hubungan antara istri dosen dan Rony tetap berlanjut. Biasanya istri dosen yang aktif menghubungi ke ponsel Roni.

Cukup sering Roni diminta datang bersilaturahim ke rumah dosennya tersebut. Roni sendiri kadang-kadang datang memenuhi permintaan itu dan sama sekali belum menangkap gelagat yang tidak wajar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline