Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Indahnya Toleransi dan Sulitnya Menebak Agama Seseorang dari Namanya

Diperbarui: 26 Mei 2021   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. ANTARA Foto, dimuat detik.com

Seorang pengurus inti pada persatuan pensiunan dari sebuah BUMN, tiba-tiba meminta saya untuk tidak buru-buru meninggalkan ruangan kerjanya, Selasa (25/5/2021) kemarin. Padahal, saya singgah ke sana sebentar saja, hanya untuk mengucapkan selamat lebaran dan mohon maaf lahir batin. 

Ia menyodorkan nama-nama mantan pejabat di BUMN tersebut yang katanya akan dikirimi ucapan selamat merayakan Hari Raya Waisak 2021. Saya ditanya apakah mengenal nama-nama tersebut dan apakah betul beliau-beliau itu merayakan Waisak.

Tentu saja saya mengenal nama-nama itu, sebagian malah atasan langsung saya dulunya. Tapi, yang saya kritisi, semua nama itu adalah nama khas Bali, yang di depannya ada Wayan, Komang, Ketut, Nengah, Putu, Made, Nyoman, dan sebagainya.

Untung saja saya sempat ditanya oleh si pengurus pensiunan tersebut. Kalau tidak, saya kira terjadi kekeliruan yang mungkin fatal. Setahu saya, mayoritas saudara kita dari Bali beragama Hindu dan hari rayanya adalah Hari Raya Nyepi.

Sebetulnya hari raya bagi saudara-saudara kita di Bali yang suasananya mirip lebaran itu adalah Hari Raya Galungan. Tapi, Galungan ini bukan libur resmi nasional, hanya libur lokal di Bali.

Lalu, si pengurus bertanya lagi, siapa ya mantan pejabat kita (maksudnya BUMN tempat saya mengabdi) yang merayakan Waisak. Nah, ini dia pertanyaan yang tidak mampu saya jawab.

Jujur, saya tidak begitu paham tentang Waisak. Ini murni kesalahan saya, karena meskipun yang merayakan Waisak jumlahnya minoritas di negara kita, bukan alasan untuk tidak ingin mempelajarinya.

Sejauh ini, yang saya tahu Hari Waisak itu untuk saudara kita penganut agama Buddha. Dugaan saya, rekan-rekan yang berdarah Tionghoa sebagian di antaranya merayakan Waisak.

Tapi, saya tidak bisa menebak-nebak, apakah beberapa mantan pejabat di BUMN tempat saya mengabdi yang berdarah Tionghoa, merayakan Waisak, atau Natal. 

Dan jangan lupa, sekarang Khonghucu juga diakui oleh negara. Dugaan saya, banyak WNI berdarah Tionghoa yang jadi penganut Khonghucu. Saya pernah membaca, hari raya bagi umat Khonghucu adalah Imlek, meskipun dirayakan juga oleh keturunan Tionghoa yang bukan penganut Khonghucu.

Bagaimanapun juga, saya menghargai pengurus pensiunan yang punya ide untuk mengirim ucapan Selamat Hari Raya Waisak itu. Menurut saya, itu cermin dari toleransi antar umat beragama yang harus kita perkuat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline