Harus diakui, acara tontonan yang dipancarkan dari layar kaca, tidak lagi menjadi sumber informasi atau hiburan yang utama sejak beberapa tahun terakhir ini.
Posisinya, terutama di mata anak muda, telah digantikan oleh aplikasi media sosial yang menyediakan konten video streaming.
Namun, karena saya memang bukan tergolong anak muda, saya masih setia menikmati berbagai acara yang disiarkan oleh beberapa stasiun televisi nasional yang menjadi favorit saya.
Selama bulan puasa ini, acara yang rajin saya simak saat menemani makan sahur adalah lomba ceramah agama yang diikuti ustad dan ustazah dari 5 negara, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, dan Timor Leste.
Pada suatu episode, grup band Ungu tampil sebagai bintang tamu. Grup ini sebetulnya sudah relatif lama vakum, karena ditinggal oleh vokalisnya, Sigit Purnomo Syamsuddin Said, atau yang lebih dikenal dengan Pasha Ungu.
Pasha sempat "hijrah" melakoni pekerjaan lain, yakni jadi pejabat publik. Ia menjadi Wakil Wali Kota Palu, Sulawesi Tengah, sejak Februari 2016 dan baru berakhir beberapa bulan lalu.
Nah, pada bulan suci sekarang, Pasha kembali ke khittah sebagai artis. Teman-temannya di grup Ungu yang sudah lama tidak manggung tentu saja menyambut gembira.
Meskipun lagu-lagu Ungu lebih banyak bertema cinta remaja, tapi sebagian di antaranya boleh dikatakan termasuk lagu religi. Makanya, penampilan Ungu pada acara lomba ceramah agama, tetap ada relevansinya.
Selain acara lomba ceramah agama tersebut di atas, sesekali saya juga kepincut dengan sinetron yang berjudul "Para Pencari Tuhan" (selanjutnya disingkat PPT).
PPT berkisah tentang keseharian orang-orang kecil dan sangat inspiratif dalam menggugah kesadaran akan pentingnya beribadah dan berakhlak mulia.
Sinetron ini setahu saya sudah sejak belasan tahun lalu muncul, sejak Deddy Mizwar sebagai aktor utamanya masih belum terjun ke dunia politik.