Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Duka NTT, Duka Kita Semua, Ayo Galang Bantuan!

Diperbarui: 6 April 2021   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banjir di Flores Timur, NTT (foto Antara, dimuat kbr.id)

Bencana demi bencana masih saja terjadi silih berganti menghantam negara kita tercinta ini. Di tengah "badai" besar yang belum terlihat tanda-tanda akan berakhir, yakni badai pandemi Covid-19, secara beruntun bencana alam menimpa sejumlah daerah.

Masih segar dalam ingatan kita banjir yang melanda Kalimantan Selatan dan juga berbagai daerah lain di tanah air, sekarang giliran sebagian saudara-saudara kita di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berduka.

NTT yang identik dengan kekeringan, justru terkena badai siklon tropis, sehingga berakibat banjir bandang dan longsor yang sampai merenggut puluhan korban jiwa. 

Hujan yang terjadi di Kupang menjadi rekor tertinggi dalam sejarah pencatatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) seperti diberitakan kompas.id (6/4/2021).

Data korban jiwa ini sampai tulisan ini ditulis masih belum pasti, karena ada juga berita daring yang menulis lebih dari 100 orang meninggal dunia.

Pada siaran berita dari salah satu stasiun televisi, Selasa pagi (6/4/2021), disebutkan sedikitnya terdapat 84 orang korban jiwa dari musibah yang dikaitkan dengan perubahan iklim secara ekstrem yang semakin sering terjadi. Selain itu, ada 71 orang yang masih dicari keberadaannya.

Badai siklon tropis yang diberi nama "Seroja" tersebut disertai hujan lebat, kilat atau petir, dan angin kencang, terjadi pada Minggu (4/4/2021) sekitar jam 23.00 WIB. Adapun NTT masuk dalam zona waktu WITA (Waktu Indonesia bagian Tengah), satu jam lebih cepat dari WIB.

Awalnya daerah yang disebut dilanda bencana berpusat di Flores bagian timur, termasuk pulau-pulau kecil di sekitarnya. Kemudian, dilaporkan juga banyak kawasan lain yang terkena, seperti Kupang dan Ende. Bahkan, bencana juga sampai di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pemerintah sudah bergerak cepat mengunjungi daerah bencana, termasuk  yang dilakukan Menteri Sosial, Tri Rismaharini, beserta jajarannya. Demikian juga pemerintah daerah setempat.

Namun demikian, bantuan secara swadaya masyarakat dalam skala nasional, sungguh sangat diharapkan. Makanya, pihak organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, media massa, dan pihak lainnya perlu segera menggalang bantuan untuk diteruskan kepada warga terdampak bencana. 

Jiwa saling membantu kita bersama perlu digugah tanpa memandang sekat-sekat kesukuan atau agama. Bukankah duka NTT merupakan duka kita bersama? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline