Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Bukan Mi Instan, Warga Sumbar Kirim Rendang untuk Warga Sulbar

Diperbarui: 28 Januari 2021   11:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. diskominfo kota Padang, dimuat langgam.id

Saya tidak bermaksud merendahkan mi instan, karena meskipun tidak sering memakannya, saya termasuk penyuka mi insatan. Tapi, suka atau tidak, banyak pakar gizi yang mengingatkan masyarakat agar tidak ketagihan melahap makanan "miliaran umat" ini (kalau ditulis sejuta umat, terlalu kecil, mengingat mi instan sudah mendunia). 

Namun demikian, selain memang enak dan tersedia dalam berbagai varian rasa, keunggulan mi instan yang sulit diungguli makanan lain, adalah kepraktisannya. Tinggal seduh dengan air mendidih, masukkan bumbu yang sudah diselipkan dalam bungkusannya, udah deh, tinggal santap. Dijamin maknyus.

Maka, dilihat dari sisi praktisnya, bisa dipahami, mengapa berkardus-kardus mi instan menjadi makanan yang paling banyak disumbangkan masyarakat kepada para pengungsi di daerah yang tertimpa bencana alam. 

Bukankah di area pengungsian tidak tersedia peralatan memasak yang memadai? Lagipula, mi instan harganya relatif murah sehingga dengan jumlah sumbangan yang terbatas, masih mampu membeli beberapa kardus. Gampang disimpan dan tahan lama, menjadi keuntungan lain dari mi instan.

Nah, terlepas dari nilai gizinya yang rendah, mi instan lah yang membantu mengganjal perut korban bencana agar tidak kelaparan. Selain mi instan, biskuit, makanan dalam kaleng, susu, dan daging kering, berada di urutan berikutnya sebagai makanan atau minuman yang sering disumbangkan mayarakat.

Tapi, warga Sumatera Barat (Sumbar) punya cara yang unik dalam mengirimkan sumbangan makanan. Seperti diketahui, belum lama ini terjadi bencana gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar), tepatnya di Mamuju dan Majene.

Setiap terjadi bencana seperti itu, satu hal yang pantas kita syukuri, di tengah semakin berkembangnya budaya individualisme dan masih ada keterbelahan masyarakat bernuansa politik dan juga SARA, ternyata jiwa sosial masyarakat kita masih terpelihara.

Buktinya, bantuan yang mengalir bagi warga korban bencana bukan berasal dari pemerintah saja, namun tidak sedikit yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Bukan saja dari warga provinsi tetangga, tapi bisa dikatakan berasal dari berbagai penjuru tanah air.

Berbicara soal makanan, tak dapat dipungkiri, orang Minang, baik yang tinggal di Sumbar, maupun di perantauan, terkenal dengan masakannya yang lezat dan disukai secara nasional, bahkan juga mulai disukai di sejumlah negara lain.

Makanan asal Sumbar yang paling terkenal dan telah dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia (versi CNN Travel) adalah rendang. Sebetulnya, bagi urang awak, apapun bisa dijadikan rendang. Ada rendang singkong, rendang telur, rendang nangka, rendang kentang, dan sebagainya.

Namun, yang paling gampang ditemui di berbagai rumah makan Padang yang tersebar di seluruh Indonesia dan juga di luar negeri, adalah rendang daging sapi. Inilah yang dikumpulkan warga Sumbar dan telah diterbangkan ke Sulbar sebanyak 4.000 paket atau dengan seberat 340 kg, seperti yang diberitakan oleh langgam.id (27/1/2021).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline