Anda sering mengisi bahan bakar di pom bensin milik Pertamina? Pasti tidak asing mendengar ucapan: "dimulai dari nol ya," yang keluar dari mulut petugas yang melayani. Maksudnya, sebagai bukti bahwa pengisian dilakukan dengan benar perhitungan argonya.
Demikian juga bila Anda naik taksi di ibu kota, pastikan sewaktu pengemudi memulai perjalanan, argonya sudah benar. Untuk taksi Blue Bird misalnya, tarif buka pintunya Rp 6.500.
Ketika Anda telah sampai di tujuan, argonya dimatikan, lalu Anda dipersilakan membayar sesuai angka yang tertera. Kemudian, naik lagi penumpang baru, akan dimulai lagi dari awal, sudah terputus dari penumpang sebelumnya.
Atau, jika kita ambil contoh lain lagi, coba lihat liga sepak bola, baik di negara kita, maupun di luar negeri. Liverpool mengukuhkan diri sebagai juara Liga Inggris 2020. Tapi begitu musim kompetisi baru berputar lagi, poinnya kembali nol. Tak ada jaminan Liverpool akan juara lagi.
Begitu pula kehidupan yang kita jalani. Hari berganti, bulan bertukar, dan sekarang sudah tahun baru, 1 Januari 2021. Tapi, berbeda dengan kisah di pom bensin, naik taksi, atau liga sepak bola di atas, tidak semua hal dalam hidup ini, pada setiap tahun baru, dimulai dari nol lagi.
Baik, sebelum itu, saya ingin memasukkan pelajaran Akuntansi pada tulisan ini. Dalam hal ini ada istilah "tutup buku" pada tanggal 31 Desember, dan "buka buru baru" pada 1 Januari berikutnya.
Namun, dari sekian banyak akun atau rekening pembukuan (istilah akuntansinya general ledger) yang ada di sebuah perusahaan, yang ditutup pada akhir tahun hanya akun-akun yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya, yang semuanya dipindahkan ke akun "ikhitisar laba-rugi". Dengan demikian, pada 1 Januari, akun-akun pendapatan dan biaya dimulai dari nol lagi.
Berbeda halnya dengan akun yang berupa aset, utang dan modal. Ini tidak ditutup, saldonya terbawa terus sejak perusahaan berdiri hingga nanti misalnya perusahaan dilikuidasi atau tidak beroperasi lagi.
Jadi, bila perusahaan punya utang Rp 1 miliar tahun 2020, angka ini terbawa ke tahun 2021 jika belum dilunasi. Kalaupun selama 2020 baru dicicil Rp 200 juta, maka saldo utang per 1 Januari 2021 menjadi Rp 800 juta. Enak banget kalau dinolkan, pasti dituntut oleh pihak yang memberikan pinjaman.
Tapi, jika manajemen sebuah perusahaan mengumumkan perusahaannya meraih laba pada tahun 2020 sebesar Rp 710 juta, itu hanya yang terjadi sepanjang tahun itu saja. Tidak tercampur dengan laba tahun 2019 atau sebelumnya.
Nah, sekarang tentang kehidupan kita. Bila putus cinta, kita boleh bilang tutup buku, lalu buka cinta lagi dengan gebetan baru, yang dimulai dari "nol". Demikian juga berpindah pekerjaan, silakan bilang selamat tinggal dengan tempat kerja yang lama dan buka lembaran baru di tempat baru.