Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Kocok Ulang Direksi BNI, Bankir Mandiri Kuasai Semua Bank BUMN

Diperbarui: 3 September 2020   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Royke Tumilaar (dok. bisnis.com)

Belum begitu lama, tepatnya baru 6 bulan lebih 10 hari, Herry Sidharta menduduki kursi orang nomor satu di salah satu bank milik negara, yakni Bank Negara Indonesia (BNI). Namun demikian, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merasa perlu untuk mencopotnya, dan digantikan oleh Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilaar.

Keputusan tersebut diambil pada Rapat Umum Pemegang Saham-Luar Biasa (RUPSLB) BNI pada Rabu (2/9/2020) siang. Sebetulnya, diadakannya RUPSLB BNI tersebut awalnya karena kosongnya kursi wakil direktur utama, setelah Anggoro Eko Cahyo yang juga ditunjuk di posisi itu bersamaan dengan Herry Sidharta sebagai direktur utama, gagal dalam fit and proper test dengan pihak OJK.

Baik Herry maupun Anggoro, juga merupakan figur yang ditunjuk Kementerian BUMN periode sekarang, di bawah Menteri Erick Thohir, karena keduanya dikukuhkan pada RUPS Tahunan (RUPST) pada 20 Februari 2020 lalu. Artinya, boleh dikatakan bahwa pihak kementerian tidak merasa sreg dengan figur yang dulu dipilihnya.

Memang, jika dilihat dari sisi kinerja, di antara 4 bank BUMN, perolehan laba BNI paling anjlok selama semester I-2020 jika dibandingkan dengan semester I-2019, dalam arti persentase penurunan labanya, paling besar. Tentang hal ini dapat di baca di sini 

Tapi terlepas dari soal kinerja, secara chemistry, Herry diduga kurang klop dengan Agus Martowardojo, yang juga ditunjuk pada RUPST di atas sebagai komisaris utama di bank yang didirikan tahun 1946 itu, dan satu-satunya bank BUMN yang bukan berasal dari nasionalisasi bank yang didirikan pada era kolonial.

Bank Mandiri yang merupakan gabungan 4 bank BUMN (Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor Indonesia, Bank Pembangunan Indonesia, dan Bank Dagang Negara), dilihat dari sejarahnya, semua bank yang merger tersebut didirikan pada zaman penjajahan Belanda.

Tentang sosok Agus Martowardojo, tentu publik sudah mengenal dengan baik mengingat perjalanan karirnya yang begitu cemerlang. Agus setelah menjabat Direktur Utama Bank Mandiri, terpilih menjadi Menteri Keuangan, dan kemudian menjadi Gubernur Bank Indonesia.

Nah, mungkin saja karena faktor Agus Martowardojo yang merupakan bankir Bank Mandiri, atau karena hal lain sesuai pertimbangan Kementerian BUMN, pada RUPSLB BNI tersebut, terjadi kocok ulang Direksi BNI, di mana selain Royke, ada 4 bankir Bank Mandiri lainnya yang diboyong ke BNI.

Keempat bankir dimaksud adalah Silvano Rumantir, yang sebelumnya Direktur Keuangan Bank Mandiri, sekarang ditunjuk sebagai Direktur Corporate Banking BNI. Berikutnya, masih ada nama-nama Novita Widya Anggraini, David Pirzada, dan Muhamad Iqbal, pejabat Bank Mandiri yang dipromosikan ke BNI, masing-masing sebagai Direktur Keuangan, Direktur Manajemen Risiko, dan Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Tentang berjayanya bankir Mandiri, memang sudah terbaca, sejak Kemeterian BUMN memiliki dua orang wakil menteri, yang dua-duanya merupakan mantan direktur utama di Bank Mandiri, yakni Budi Gunadi Sadikin dan Kartika Wirjoatmodjo.

Selain BNI, Bank Rakyat Indonesia (BRI) serta Bank Tabungan Negara (BTN) juga "diduduki" oleh bankir Mandiri, yakni Sunarso di BRI dan Pahala Mansury di BTN. Sunarso dan Pahala sebelumnya menjabat direktur di Bank Mandiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline