Saya mulai tulisan ini dengan mengutip seutuhnya berita pendek di harian Kompas, Sabtu (18/4/2020) pada tiga alinea berikut ini.
Seorang hakim di Negara Bagian Florida, Amrika Serikat (AS), dibuat pusing gara-gara ulah jaksa dan pengacara dalam sidang virtual melalui aplikasi Zoom di tengah pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19. Mentang-mentang tak harus hadir secara fisik di ruang pengadilan, mereka tampil semaunya dalam sidang-sidang virtual itu.
Dennis Bailey, hakim Broward County, Florida, menumpahkan kekesalan karena ulah para jaksa dan pengacara itu lewat sepucuk surat yang dipublikasi Weston Bar Association. "Luar biasa, banyak jaksa tampil tidak pantas di kamera," tulis Bailey. "Seorang pria pengacara muncul tanpa berpakaian dan seorang perempuan jaksa terlihat berselimut di tempat tidur", ujarnya lebih lanjut.
Bailey juga menyebut beberapa pengacara mengikuti sidang sambil berjemur santai. Sejak pengadilan ditutup mulai 16 Maret lalu terkait kebijakan pembatasan sosial, sistem pengadilan Broward County telah menggelar sekitar 1.200 pertemuan melalui Zoom dan melibatkan sekitar 14.000 orang.
Baik, sekarang giliran saya untuk menanggapi sekaligus membawanya ke konteks pengalaman saya selama bekerja dari rumah. Memang tidak begitu sering, rata-rata hanya seminggu sekali saya ikut rapat secara online yang lengkap dengan peserta sekitar 25 orang.
Pengamatan saya, mayoritas peserta rapat berpakaian formal sebagaimana layaknya lagi bekerja. Hanya satu orang pejabat yang saya lihat berpakaian santai, tidak terkesan seperti lagi bekerja.
Pakaian kerja di tempat saya berkantor, bagi pria, berkemeja lengan panjang plus dasi pada hari Senin dan Rabu, kemeja batik pada hari Selasa dan Kamis, serta kemeja kasual setiap hari Jumat. Tentu untuk wanita menyesuaikan dengan ketentuan tersebut.
Maka gaya berpakaian seperti yang diatur di atas akan terlihat pula saat rapat secara virtual. Bahkan di mana posisi duduknya pun, meski di rumah sendiri, dicari yang terkesan formal. Kalau memang tidak punya ruang kerja di rumah, biasanya di ruang tamu karena relatif lebih bersih,
Jika bekerja dari rumah hanya sekadar bekerja saja, tanpa melakukan rapat yang penampilan masing-masing terlihat oleh peserta lain, saya yakin mayoritas akan berpakaian seenaknya. Yang laki-laki bisa berbaju kaos, pakai kain sarung atau celana pendek, sedangkan yang wanita mungkin saja pakai daster.
Tingkahnya pun sesuai selera masing-masing. Boleh sambil rebahan atau duduk lesehan. Ruangannya pun suka-suka, di kamar tidur, di dapur, bahkan bisa jadi sambil buang air besar di toilet.
Jadi, apa yang terjadi pada cerita di awal tulisan ini, dalam persidangan virtual di negara kita, rasanya tidak mungkin meniru gaya di AS. Jangankan persidangan, hanya sekadar rapat internal saja, seperti yang saya alami, sudah terkesan formal.