Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Ketika Anggota Keluarga dan Sahabat Dekat Diisolasi di Rumah Sakit

Diperbarui: 1 April 2020   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi rumah sakit.(healthcareitnews.com)

Begitu banyak cerita tentang virus Corona atau Covid-19 bersliweran di media sosial, menjadikan saya sangat selektif dalam memilih referensi. 

Sejauh ini saya sengaja rutin menyimak penjelasan juru bicara pemerintah dalam hal penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, yang setiap sore tampil di layar kaca.

Menurut saya, paparan dari sang juru bicara merupakan hal yang paling layak dipercaya. Sedangkan postingan yang melimpah di media sosial, banyak yang saya lewatkan, karena kebanyakan seperti sengaja menakut-nakuti masyarakat. Banyak pula nasehat cara mencegahnya yang berasal dari sumber yang kurang jelas atau belum teruji.

Suatu malam, anak saya bercerita bahwa di Instagram teman SMA-nya terbaca tulisan bahwa ayahnya sedang diisolasi di sebuah rumah sakit di Jakarta. 

Sebelumnya si anak bersama ibunya ikut mengantarkan sang ayah ke rumah sakit, lalu menunggu sekian lama sampai melewati malam di sana. Kemudian keputusan dari pihak rumh sakit, si ayah harus diisolasi, sehingga anak dan ibunya pulang kembali ke rumahnya.

Saya merupakan teman baik dari ayahnya maupun dengan ibunya, karena keduanya merupakan teman kuliah saya dan dulu kami sering belajar bersama.

Agak sulit saya menebak, apakah sang anak yang menulis kisah ayahnya di atas, dalam kondisi galau atau bisa memahami bahwa tindakan mengisolasi ayahnya merupakan langkah terbaik yang harus dihadapi.

Menjadi masalah bagi saya bagaimana caranya menghubungi teman ini. Tentu saya ingin menyampaikan rasa simpati, menyampaikan doa untuk kesembuhannya serta menyemangati dalam menjalani masa isolasi.

Saya perhatikan lalu lintas pembicaraan di grup media sosial yang beranggotakan teman-teman kuliah dulu, tidak ditemukan cerita tentang teman yang lagi diisolasi tersebut. 

Ini pertanda bagus, karena begitu hal serupa ini disampaikan di grup media sosial, berbagai komentar dari semua anggota akan cenderung tidak terkendali. Akibatnya bisa saja makin menyudutkan teman yang lagi berjuang memulihkan kesehatannya.

Agak sulit juga untuk memulai komunikasi, meski saya sudah mantap untuk sekadar mengirim pesan secara japri menggunakan WhatsApp (WA). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline