Hari Sabtu pagi (21/3/2020) kemarin, jadwal rutin saya untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam yang juga guru besar di FKUI. Nama dokternya Irsan Hasan yang praktik di beberapa rumah sakit, namun saya adalah pasiennya di Rumah Sakit Premier Jatinegara, Jakarta Timur.
Empat atau lima bulan sekali saya menemui dokter tersebut sejak lima tahun terakhir. Saya menjadi langganannya berkat rekomendasi adik saya yang seorang internist di Pekanbaru dan pernah dibimbing dr. Irsan Hasan sewaktu adik saya mengikuti program subspesialis di FKUI.
Ternyata betul kata adik saya, Irsan sangat informatif dalam menangani setiap pasiennya. Banyak hal yang dijelaskannya pada pasien, baik karena menjawab pertanyaan pasien, maupun karena inisiatifnya sendiri.
Awalnya saya sudah ragu untuk ke rumah sakit mengingat anjuran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar semua warganya melaksanakan social distancing. Tapi mengingat saya sudah mendaftar dua minggu sebelumnya dan tidak gampang untuk mendaftar ulang, saya tetap ke rumah sakit dengan segala kehati-hatian.
Saya menduga rumah sakit akan sepi, tapi ternyata tidak, karena memang banyak orang kantoran yang berkonsultasi ke dokter pada hari Sabtu. Justru terjadi penumpukan di gerbang masuk karena diukur dulu suhu tubuhnya oleh seorang petugas, dicatat KTP dan nomor telpon genggamnya.
Bagi mereka yang bermaksud untuk bezuk keluarga atau temannya, tidak diperkenankan untuk masuk. Hanya pengunjung yang akan berobat saja yang dilayani.
Saya juga kaget melihat dua tenda hijau mirip tenda tentara terpasang di halaman depan. Rupanya bagi mereka yang saat diukur suhu tubuhnya di atas normal dan memperlihatkan gejala batuk pilek dan sesak nafas, akan dilayani di tenda itu, tanpa bercampur dengan pasien lain.
Begitu saya dipanggil untuk masuk ke ruang dokter oleh suster yang bertugas, saya langsung ditegur ramah oleh dr. Irsan. Beliau rupanya ingat saya sering menulis di Kompasiana, dan langsung bertanya apakah saya telah menulis tentang virus corona atau covid 19.
Dengan jujur saya menjawab hanya menulis soal yang lagi menghantui masyarakat sekarang ini dari sisi dampak sosialnya saja. Soalnya saya tidak punya pemahaman yang memadai tentang aspek medisnya.
Ya, justru memang aspek sosialnya itu yang penting, kata sang dokter. Makanya ia banyak mengungkapkan kekhawatiran tentang perilaku masyarakat yang tidak disiplin. Belajar dari rumah atau bekerja dari rumah, ternyata masih dimanfaatkan banyak warga untuk keluyuran.
Menurut dr. Irsan, bila masyarakat masih banyak yang beraktivitas di luar rumah, tunggu saja, skenario terburuk dengan puluhan ribu orang akan terpapar virus corona dalam waktu dekat ini, akan terjadi.