Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Sanggup Hidup Tanpa Ponsel? Andrea Hirata Tahan 4 Tahun

Diperbarui: 8 Maret 2020   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andrea Hirata (kompas.com)

Novelis Andrea Hirata, siapa yang tidak kenal? Setelah novelnya yang berjudul "Laskar Pelangi" difilmkan dan berhasil menggaet jutaan penonton, namanya melambung.

Sudah banyak novel yang ditulisnya. Boleh dikatakan Andrea adalah penulis yang produktif. Novelnya mampu mengangkat sisi kehidupan masyarakat kelas bawah di kampung halamannya, Pulau Belitung, dengan gaya penulisan yang populer dan menghibur, meskipun sarat dengan kritik sosial.

Apa rahasianya Andrea bisa seproduktif itu? Ternyata salah satu yang terpenting adalah karena ia telah empat tahun sanggup hidup tanpa  telepon seluler (ponsel).

Hal itu terungkap dari berita di Majalah Tempo (16/2/2020). Andrea memutuskan untuk tidak menggunakan ponsel karena merasa terusik. Ia menerima  banyak panggilan untuk mengisi acara. Lama-lama Andrea merasa lelah dengan aktivitas tersebut.

Sebagai orang yang pernah bekerja di perusahaan telekomunikasi, Andrea mengakui bahwa sikapnya itu paradoks. "Saya cukup lama bekerja di bidang itu, tetapi sekarang tidak pegang hape, hehe...," ujarnya setelah meluncurkan novel terbarunya, Guru Aini, di Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (2/2/2020) lalu.

Kebiasaan tanpa ponsel itu sangat efektif menunjang kegiatan Andrea menulis. Ia merasa lebih produktif lantaran hidup nyaris tanpa gangguan.

Tapi kalau ada yang mengajak Andrea mengobrol panjang lebar, ia akan meladeni. Menurut Andrea, kebiasaan orang Melayu gemar berbicara dari pagi hingga petang, jangan sampai hilang hanya karena perkembangan teknologi.

Seperti di berbagai daerah yang dominan suku Melayu, di Belitung pun masyarakat terbiasa minum kopi di warung kopi sambil ngobrol lama-lama dengan sesama pengunjung warung.

Yang diobrolkan pun tidak hanya hal yang ringan, tapi bisa menyoroti persoalan politik lokal maupun nasional. Makanya tak heran salah satu gaya kampanye calon legislatif di sana adalah ikut berkumpul di warung kopi.

Namun Andrea tidak seratus persen steril dari ponsel. Ada akun media sosial yang menginformasikan aktivitas dan karyanya yang dikelola oleh manajemennya.

Walau bagaimanapun juga, keputusan Andrea untuk tidak memegang ponsel, jelas keputusan yang amat berat bagi kebanyakan orang lain. Bahkan sekarang mereka yang sudah berusia di atas 60 tahun dan tinggal di desa, sudah banyak yang memegang ponsel agar gampang menghubungi anak  dan cucunya yang tinggal di kota

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline