Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Reuni yang Merusak Imajinasi dan yang Bernilai Tambah

Diperbarui: 18 Januari 2020   12:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. merahputih.com

Semakin gampangnya mencari keberadaan teman di masa lalu yang sudah lama tidak bertemu dengan memanfaatkan media sosial, membuat acara reuni sekarang ini menjadi begitu sering dilaksanakan. 

Ada teman saya yang betul-betul penggila reuni, sehingga ia menjadi seksi sibuk dari setiap reuni yang diikutinya. Boleh dikatakan setiap minggu, kalau tidak di hari Sabtu, ya di hari Minggu, si teman ini asyik kumpul-kumpul dengan teman lamanya.

Mulai dari reuni dengan teman SD, teman SMP, teman SMA, teman satu angkatan saat kuliah, teman satu angkatan saat memulai karir di sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), teman sesama naik haji belasan tahun lalu, dan entah reuni apalagi, dilakoni oleh teman saya itu.

Nah biasanya reuni dengan teman yang sama akan berulang lagi beberapa bulan berikutnya. Misalkan minggu yang lalu reuni dengan teman SMA, maka 6 bulan lagi akan bertemu kembali, tapi di tempat yang berbeda.

Berbeda dengan teman yang hobi reuni di atas, saya juga punya teman lain yang hanya nongol pada reuni yang pertama saja, setelah itu pada reuni periode berikutnya, ia tak lagi tertarik ikut. 

Tapi kalau reuni dengan teman lain, misalnya yang di atas reuni dengan teman SMP, maka sekarang dengan teman SMA, jika itu untuk pertama kalinya, ia juga ikut. Lalu diam-diam tidak datang pada reuni dengan teman SMA pada periode berikutnya.

Jadi, bila untuk pertama kali reuni, si teman ini demikian antusias karena sudah puluhan tahun tidak bertemu. Tapi bila reuni lagi untuk kedua kalinya, ia langsung kehilangan semangat.

Semangat yang mengendor itu bukan karena ia tidak punya uang yang cukup buat urunan acara reuni, bukan pula karena diledek teman-temannya. Juga bukan karena merasa minder melihat teman-temannya yang lebih sukses. 

Alasan sesungguhnya yang sempat terucap dengan berbisik kepada saya, adalah karena reuni telah merusak imajinasinya. 

Saya yang tidak paham apa maksudnya, mengajaknya berdiskusi lebih serius, dengan memilih tempat yang agak jauh dari pendengaran teman-teman lain. 

Ternyata ia selama ini rajin merawat imajinasinya tentang teman-teman SMA puluhan tahun lalu. Ia sudah punya bayangan tentang Dewi, cewek paling cakep di kelasnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline