Dampak pergantian Menteri BUMN dari Rini Soemarno kepada Erick Thohir, menimbulkan berbagai gesekan, antara lain dialami oleh anak perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI), yakni BRI Agro, yang juga merupakan sebuah bank.
Ceritanya waktu BRI Agro melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), 27 November 2019 lalu, terpaksa dihentikan oleh Kementerian BUMN.
Sebelumnya BRI Agro harus mengagendakan RUPSLB karena direktur utamanya, Agus Noorsanto, terpilih jadi salah seorang direktur di induk perusahaannya, BRI.
Maka terhitung tanggal 2 September 2019 seusai RUPSLB BRI, Agus Noorsanto otomatis tidak lagi menjadi direktur utama BRI Agro. Untuk sementara, salah satu direktur ditunjuk jadi Plt (pelaksana tugas) direktur utama.
Perlu diketahui, pada tanggal 2 September 2019 tersebut, Menteri BUMN masih dijabat Rini Soemarno. Tentu Rini sudah tahu konsekuensi dari RUPSLB BRI yang memilih Agus itu tadi, akan berbuntut pada keharusan melakukan RUPSLB di BRI Agro.
Tapi karena BRI Agro sudah berstatus terbuka, tak bisa tiba-tiba menggelar RUPSLB begitu saja. Ketentuannya, 43 hari sebelum RUPS, pihak perusahaan harus sudah menyampaikan pemberitahuan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kemudian 36 hari sebelum pelaksanaan RUPS harus diumumkan kepada publik melalui surat kabar yang beredar secara nasional.
Maka kalau pelaksanaan RUPS berlangsung tanggal 27 November 2019, berarti 43 hari sebelumnya, saat BRI Agro menyampaikan pemberitahuan kepada OJK, jatuh pada tanggal 16 Oktober 2019.
Sungguh sebuah "perjudian", mengingat tanggal 16 Oktober tersebut merupakan hari-hari terakhir Rini Soemarno menjadi menteri.
Atau barangkali manajemen BRI Agro dan induknya BRI, sangat yakin Rini tetap di posisinya semula? Kenyataannya, Rini terpental dan harus merelakan kursinya untuk diduduki Erick Thohir.
Di sinilah letaknya perjudian itu. Saat RUPS dilakukan, menteri sudah berganti. Kemungkinan besar komunikasi antara pihak BRI dan BRI Agro tidak begitu mulus dengan Erick Thohir.