Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Arti Kehadiran Anies Baswedan di Panggung Reuni PA 212

Diperbarui: 3 Desember 2019   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto: kompas.com

Gerakan Aksi 212 adalah gerakan yang melibatkan massa yang besar, yang bermula pada aksi berkumpul bersama di Lapangan Monumen Nasional (Monas) Jakarta pada tanggal 2 Desember 2016. 

Makanya simbol tanggal 2 Desember  atau tanggal 2 bulan 12, diambil sebagai nama aksi massa ini. Peserta 212 boleh dibilang sebagai mewakili aspirasi sebagian umat Islam di tanah air, terutama dari Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

Meskipun Aksi 212 mengklaim sebagai gerakan moral, namun tak dapat dipungkiri ada gerakan politik di balik itu. Bukankah gerakan ini berawal dari momentum hingar bingar pilkada DKI Jakarta?

Toh, terlepas dari seberapa besar kontribusinya,  keberhasilan menaikkan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta dan sekaligus menghentikan langkah Ahok yang dituduh melakukan penistaan agama, adalah salah satu hasil gerakan ini.

Apakah setelah itu aksi 212 sudah berakhir? Ternyata masih berlanjut dengan menyebut dirinya sebagai "Persaudaraan Alumni 212" atau PA 212 yang pada momen tertentu kembali berkumpul bersama alias melakukan reuni.

Namun ketika berlangsung pilpres 2019, Alumni 212 gagal membawa Prabowo menduduki kursi Presiden RI, sehingga ada yang berpendapat gerakan ini mulai melemah. Sebagian di antaranya berbalik mendukung Jokowi karena ada KH Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden.

Anies Baswedan, Fadli Zon, dan Hidayat Nur Wahid terlihat hadir pada reuni PA 212 kali ini, Senin (2/12/2019) yang juga memilih halaman Monas sebagai tempat berkumpul. 

Tapi mengingat Fadli dan Hidayat adalah anggota DPR masing-masing dari Gerindra dan PKS, maka hanya Anies menjadi satu-satunya pejabat eksekutif yang hadir. 

Tak jelas apakah memang hanya Anies yang diundang atau ada pejabat lain yang diundang tapi tidak bisa datang. Bahkan mungkin juga ada pejabat yang "alergi" dengan PA 212.

Soalnya, diakui atau tidak, sebetulnya PA 212 kurang disukai oleh pemerintah saat ini. Tapi  atas nama demokrasi tidak mungkin dilarang bila PA 212 melakukan reuni. Hanya perlu diawasi saja agar acaranya tetap tertib.

Bisa jadi kurang bagusnya hubungan PA 212 dengan pemerintah berkaitan dengan keberadaan Habib Rizieq Shihab (HRS) yang merupakan figur sentral di PA 212. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline