Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Ucapan Rasis dari Seorang Wakil Dekan Sungguh Disayangkan

Diperbarui: 26 November 2019   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Merdeka.com

Ucapan bernada rasis yang menggenaralisir bahwa orang dari etnis tertentu pasti punya sifat khusus yang berkonotasi negatif, dalam kehidupan sehari-hari masih relatif sering kita dengar.

Sebagai orang yang berasal dari Sumatera Barat dan bersuku Minang, sejak saya merantau ke Jakarta pada pertengahan dekade 1980-an, saya baru menyadari bahwa banyak orang bukan Minang yang menilai orang Minang sebagai orang yang pelit.

Bila penilaian itu tersebut diucapkan di depan saya, saya tidak begitu serius menanggapinya, karena bisa saja tujuannya bercanda. Atau bisa juga untuk diambil sebagai masukan yang membangun.

Yang pasti saya mencoba untuk menunjukkan kepada teman-teman saya di kantor yang mayoritas adalah bersuku Jawa dan Sunda, bahwa saya sama saja dengan mereka, di hari-hari tertentu memberikan oleh-oleh atau mentraktir mereka.

Dalam konteks pergaulan seperti itu, sama sekali saya tidak merasa teman-teman saya sebagai orang yang berperilaku rasis. Bahwa ada teman saya sesama asal Sumbar yang emosi bila dituding pelit, itu saya anggap soal lain.

Tapi masalahnya sungguh berbeda dengan berita yang saya baca sehubungan dengan ucapan Wakil Dekan I Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim (Suska) Pekanbaru, Riau, yang rekamannya beredar dan viral.

Husni Thamrin, demikian nama sang Wakil Dekan tersebut, seperti dilansir dari mediaindonesia.com (25/11/2019), berucap di depan mahasiswanya sesuatu yang tidak pantas dan berbau rasis.

"Pemberontak di UIN nih Batak semua, menghancurkan UIN, menghancurkan dunia Melayu, itulah Batak tu. Kau Batak kan, Batak keluar aja dari sini, Batak kurang etika," begitu kata Husni dalam rekaman yang beredar yang ditulis ulang oleh mediaindonesia.com.

Tidak jelas dalam konteks apa ucapan rasis itu berlangsung. Namun apapun konteksnya, ucapan itu jelas tidak pantas keluar dari mulut seorang akademisi. Bahkan kalaupun tujuannya untuk bercanda, tetap rasanya tidak pantas.

Perlu diingat, Provinsi Riau dihuni oleh penduduk asli yang bersuku Melayu, namun keberadaan dua suku pendatang yang berbatasan dengan Riau terlihat dominan, yakni orang Minang dan orang Batak.

Bahkan, kalau tidak salah, Ustad Abdul Somad, yang namanya sangat populer sakarang ini dan lama berkarir sebagai dosen UIN Suska Pekanbaru, adalah orang Batak bermarga Batubara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline