Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Langkah Gibran Jadi Persoalan Pelik bagi PDIP, Apa Solusi Terbaik?

Diperbarui: 5 November 2019   05:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka daftar menjadi kader PDI Perjuangan sebagai syarat untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota Solo pada Pilkada tahun 2020 mendatang.|Sumber: Antara Foto/Mohammad Ayudha

Semula tak tampak tanda-tanda anak sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, tertarik memasuki dunia politik. Bisnisnya membuka usaha kuliner, lumayan berkembang dengan jumlah gerai yang selalu bertambah dan tersebar di beberapa kota.

Namun tiba-tiba Gibran menyadari potensinya untuk terpilih jadi Wali Kota Solo, ketika hasil survei yang dilakukan Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi, sebuah perguruan tinggi swasta di Solo, menempatkan Gibran pada peringkat kedua dari sisi akseptabilitas, di bawah Wakil Wali Kota Solo saat ini, Achmad Purnomo.

Hebatnya, dari sisi popularitas, Gibran sama-sama di peringkat pertama bersama Achmad Purnomo, dengan perolehan 90 persen. Achmad Purnomo adalah calon resmi yang diusung DPC PDIP Solo berpasangan dengan Teguh Prakosa, mantan Ketua DPRD Solo.

Masalahnya, meskipun Gibran sudah sowan ke Ketua DPC PDIP Solo yang juga Wali Kota Solo saat ini, FX Hadi Rudyatmo, keputusan DPC sudah final, calon yang sudah diusung tak bisa diubah lagi. Gibran dipersilakan untuk belajar politik dulu.

Peliknya, Gibran masih ngotot ingin bertarung memperebutkan kursi Wali Kota Solo tahun depan. Gibran tidak terpikir untuk maju dari jalur partai lain atau dari jalur independen.

Gibran tahu PDIP sangat berakar kuat di Solo, sehingga siapapun yang diusung PDIP, bisa diprediksi akan menang. Wajar kalau Gibran tetap ingin maju lewat PDIP.

Maka bila Gibran kemudian mencoba peruntungannya dengan menemui langsung Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, tentu sangat bisa dipahami. 

Siapa tahu kalau DPP PDIP lebih yakin kepada Gibran ketimbang Achmad Purnomo, maka kursi Wali Kota Solo sudah di depan mata Gibran.

Tapi segampang itukah DPP menganulir keputusan DPC? Meskipun secara organisasi sah-sah saja, bila ingin solid sampai ke bawah, keputusan DPC harus dihargai dan diakomodir.

Apalagi FX Hadi Rudyatmo dalam pernyataan yang sempat diberitakan salah satu stasiun televisi, terkesan dengan tegas menutup pintu bagi Gibran. Bila DPP ikut campur, Hadi bisa-bisa mengambil tindakan yang tidak diduga oleh DPP.

Dok.detik.com

Perlu diingat, sejauh ini memang tidak terlihat jelas apakah Jokowi ikut membantu memuluskan jalan Gibran agar bisa meraih kursi "bertuah" karena dulu diduduki Jokowi saat memulai kiprahnya di dunia politik. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline