Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Menakar Peluang Jusuf Kalla Bila Maju Bertarung di Pilpres 2024

Diperbarui: 30 Oktober 2019   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. liputan6.com

Pada hari Minggu sore (20/10/2019) kemarin, secara prosedural telah dilantik Presiden dan Wapres periode 2019-2024. Tapi boleh juga ditafsirkan bahwa sebetulnya tidak ada pergantian dalam kepemimpinan di negara kita, selain hanya pergantian orang nomor dua saja.

Dalam hal ini, yang sesungguhnya disambut adalah Wapres yang baru, Ma'ruf Amin (MA). Sedangkan yang dilepas adalah Wapres yang lama, Jusuf Kalla (JK). Umur kedua tokoh ini terpaut tipis, JK 77 tahun dan MA 76 tahun.

Kalau melihat tampilan fisik dan cara berjalan, mungkin publik punya kesan bahwa JK lebih sehat dan lebih lincah bergerak ketimbang MA. Bisa jadi untuk memberi sinyal kepada masyarakat bahwa jangan meragukan kemampuan fisik MA, beberapa stasiun televisi meliput aktivitas MA yang berolahraga jalan kaki di pagi hari sebelum pelantikan.

Menarik pula mencermati berita di media massa, termasuk banyak tulisan di Kompasiana, sejak beberapa hari sebelum JK mengakhiri tugasnya sebagai wapres, bertebaran berita dan opini tentang JK yang semuanya bernada positif. Artinya kepiawaian JK memang diakui publik.

Tak heran bila pada acara pelantikan Jokowi dan MA, semua anggota MPR memberikan standing ovation, saat dalam kata sambutannya,  Ketua MPR Bambang Soesatyo menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya bagi JK.

Berbeda dengan tahun 2009, ketika itu JK menjadi penantang SBY di pilpres dan mengalami kekalahan telak, maka sekarang seolah menjadi akhir yang manis buat JK. Karena kebersamaan dengan Jokowi terjalin harmonis sampai detik terakhir.

Tapi melihat JK yang masih sehat dan trend di dunia luar lagi memberi angin kepada pemimpin tua seperti Donald Trump di Amerika Serikat dan Mahathir Mohamad di Malaysia, siapa tahu JK tertarik untuk maju di pilpres 2024.

Apalagi sampai sekarang belum terlihat siapa kira-kira calon kuat dari partai politik papan atas yang akan bertarung di pilpres lima tahun mendatang. Yang pasti Jokowi tidak dibolehkan lagi, kecuali pasal terkait di UUD 1945 diubah oleh MPR.

PDIP sendiri belum punya orang kuat yang sehebat Jokowi. Puan Maharani yang mungkin ikut bertarung, diperkirakan tidak begitu menjadi daya tarik bagi masyarakat, kecuali loyalis PDIP yang berjumlah sekitar 20 persen dari total pemilih.

Maka bila JK maju, partai pengusung Jokowi selain PDIP, bisa jadi berada di kubu JK. Bahkan PKS dan PAN sangat mungkin ikut bergabung, karena figur JK dapat diterima dengan baik oleh partai nasionalis maupun partai berbasis agama.

Pesaing JK diperkirakan datang dari kelompok tua dan kelompok yang puluhan tahun lebih muda. Yang tua adalah Prabowo Subianto, bila masih bersemangat. Ingat, 5 tahun lagi Prabowo baru berumur 73 tahun. Dan mungkin juga PKB mengusung MA bila selama lima tahun mendatang mendampingi Jokowi, popularitasnya naik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline