Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Bullying di Kantor Bisa Jadi Bumerang

Diperbarui: 18 Desember 2019   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. talenta.co

Bullying menjadi istilah yang sering muncul akhir-akhir ini, seiring dengan gencarnya berita tentang hal ini di media sosial.  Agar lebih menghargai bahasa nasional, dalam tulisan ini, menggunakan terjemahannya "perisakan".

Selama ini perisakan lebih sering dikaitkan dengan kebiasaan yang terjadi di sekolah atau kampus, di mana para senior merisak juniornya.

Padahal dalam kehidupan di kantor pun, seorang atau sekelompok orang yang baru diterima sebagai karyawan baru, lazim pula dirisak oleh karyawan senior. Hanya saja hal ini jarang terungkap di media massa. 

Mungkin karena orang-orang yang sudah bekerja dianggap sudah dewasa, sehingga pasti bisa mengatasi perisakan. Sedangkan bagi anak sekolah, karena mentalnya masih labil, bisa-bisa mengalami depresi parah kalau dirisak.

Ada perbedaan lain antara perisakan di sekolah dan di kantor.  Siswa atau mahasiswa yang dirisak tidak punya kesempatan membalas dendam kepada yang merisaknya, tapi ada kesempatan melakukan hal yang sama ke juniornya sebagai pelampiasan.

Namun kalau di kantor, pegawai yang dirisak sangat mungkin bisa melakukan balas dendam kepada yang merisaknya. Makanya di pandang dari sisi yang duluan melakukan, perlu hati-hati, karena nanti bisa jadi bumerang.

Kondisi senjata makan tuan itu lazim terjadi apabila yang merisak dan yang dirisak sama-sama bertahan di perusahaan yang sama dalam jangka waktu yang lama, bahkan sampai pensiun.

Tak heran, saat baru memulai karir, banyak pegawai baru yang ketakutan dirisak pegawai yang lebih senior. Tapi keadaan berbalik, saat si senior mau pensiun, ia akan berbaik hati dengan pegawai yang dulu dirisaknya.

Toh mereka yang pensiun tak ingin kalau nanti sesekali datang sekadar main ke kantor lamanya, dicuekin oleh para pegawai yang notabene dulu adalah juniornya.

Atau yang lebih menyakitkan sebetulnya adalah ketika masih sama-sama aktif di perusahaan, pegawai yang dulu dirisak berhasil meroket karirnya sehingga suatu saat menjadi atasan dari yang pernah merisaknya.

Ada sebuah contoh, kisah nyata di sebuah perusahaan milik negara. Sebut saja ada seorang staf senior bernama Robi yang begitu galak pada staf junior yang baru direkrut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline