Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Bukan Hanya Najwa, Tapi Najelaa Shihab Juga Potensial Masuk Kabinet Baru

Diperbarui: 7 Agustus 2019   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Najeela Shihab dan Quraish Shihab (wikimedia.org)

Host acara talkshow di salah satu stasiun televisi, Najwa Shihab, tak diragukan lagi merupakan figur yang sangat populer. Gayanya yang lugas dan terkesan membuat lawan bicaranya susah untuk berkelit, membuat acaranya tetap digemari sampai sekarang meski sudah beralih dari Metro TV ke Trans TV.

Maka bila Najwa disebut-sebut menjadi salah satu kandidat menteri, tentu sangat logis. Tapi dalam keluarga ulama terkenal M. Quraish Shihab yang juga pernah menjadi Menteri Agama di era menjelang kejatuhan Soeharto, sebetulnya ada lagi yang tak kalah potensial, yakni anak sulungnya Najelaa Shihab. Artinya, kedua anak perempuan beliau, berpotensi menyamai prestasi sang ayah.

Dalam acara "Muslimah Diary" yang ditayangkan Kompas TV, Minggu (28/7/2019), menampilkan Najelaa, yang biasa dipanggil Ela, di sela-sela kesibukannya di sekolah Cikal di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. 

Sekolah tersebut telah selama sekitar 20 tahun didirikan dan dikembangkan oleh Ela. Passion Ela memang mengabdi di dunia pendidikan dengan membuat konsep "semua murid, semua guru".

Selengkapnya Najelaa mempunyai konsep bahwa pendidikan adalah belajar, bergerak dan bermakna. Sedangkan pendidiknya adalah kita, semua murid dan semua guru.

Konsep tersebut tidak menjadikan murid sebagai objek semata tapi juga sekaligus subjek. Makanya, sebagai pegiat literasi, Ela tidak mengharamkan murid-muridnya memakai gadget, yang penting ada keseimbangan. 

Toh, membaca bisa dilakukan melalui buku atau e-book. Kemudian seimbang pula antara membaca fiksi, non fiksi, serta "membaca" dari kehidupan sehari-hari. Makanya guru pun bisa secara tak langsung mendapat ilmu baru dari murid-muridnya.

Pendidikan harus bisa mengubah perilaku ke arah yang lebih baik agar pada akhirnya mampu mengubah negeri ini, kata Ela pada acara di Kompas TV tersebut.

Guru-guru jangan mementingkan diri sendiri, yang penting sudah mengajar materi sekian bab dari buku panduan. Membuat anak berdaya sesuai dengan potensinya, itulah yang diharapkan dari para guru, yang sejalan dengan pengertian tarbiah dalam ajaran Islam atau istilah kerennya disebut sebagai transformasi.

Tentang Sekolah Cikal, sekarang telah berkembang menjadi 10 sekolah di beberapa kota, dari tingkat taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas. 

Dengan latar belakang pendidikan S1 dan S2 Psikologi Universitas Indonesia, wanita yang sekarang berusia 43 tahun ini banyak mengadopsi konsep pengembangan kompetensi yang kelak bermanfaat saat para siswanya meniti karir di bidang apapun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline