Hari Minggu (9/6/2019) kemarin, gara-gara terlalu banyak makan rendang, penyakit sariawan saya kambuh lagi. Mau tak mau saya harus segera membeli obat yang sudah rutin saya konsumsi setiap menderita sariawan.
Seperti biasa, saya membeli obat di toko obat langganan saya di sebuah kios di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur. Memang di sana ada puluhan toko obat yang menyediakan obat relatif lengkap dengan harga lebih murah ketimbang di apotik.
Sayangnya toko obat langganan saya masih tutup karena libur lebaran, begitu pula toko obat lainnya. Eh, ternyata setelah saya masuk ke sebuah gang sempit (karena saya tidak tahu namanya saya sebut saja sebagai gang senggol) ada sebuah toko obat yang buka, sehingga niat saya untuk dapat obat tetap kesampaian.
Bahkan saya dapat bonus lain karena melihat ada warung kecil yang menjajakan berbagai makanan dan minuman khas Minang juga lagi melayani pembeli. Maka saya tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk langsung duduk di bangku warung tersebut karena ada yang kosong.
Sebetulnya saya setiap ke Pasar Jatinegara ada keinginan untuk menikmati makanan ala kampung saya tersebut, tapi selalu penuh dan ada lagi pengunjung lain yang antri menunggu kebagian bangku. Padahal itu di gang sempit, dan ada tukang ngamennya lagi. Ini yang bikin saya sering tidak jadi makan.
Tapi karena masih dalam suasana libur lebaran, saya menemui kondisi yang lebih kondusif, dengan tersedianya bangku kosong buat dua orang, pas untuk saya dan istri.
Saya sendiri memilih makan Soto Padang dan Es Tebak sebagai minumannya. Sedangkan istri saya memesan ketupat sayur gulai nangka khas Padang dan es cendol.
Pertama saya nikmati sotonya, wah ternyata nikmat sekali karena daging gorengnya begitu garing. Padahal di restoran Padang yang tempatnya lebih representatif, sering saya kecewa karena daging soto Padang-nya yang tidak klop dengan gigi saya yang sudah berusia kepala lima ini.
Belum lagi sambal goreng merahnya, perkedel dan kerupuk merahnya, yang harus ada pada soto Padang, bikin saya serasa di kampung halaman saja. Memang kalau di Bukittinggi terkenal dengan Soto Bang Karto (yang punya orang Jawa tapi yang dijual adalah soto Padang), yang waktu saya kecil sering diajak ayah makan di sana.