Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Keluhan Pengunjung Pantai Padang, Masih Terkait Pedagang Bermental Aji Mumpung

Diperbarui: 10 Juni 2019   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monumen Merpati Perdamaian (dok bennyrhamdani.com)

Saya membaca keluhan dari seseorang di media sosial. Bunyi lengkapnya (tanpa diedit) seperti ini; "Pak Walikota bagaimana ini di Pantai Padang, emang parkir milik pribadi...kok kita parkir dibatasi sama penjual...nggak boleh parkir kalau nggak beli makanan mereka, mana harga makanannya selangit lagi. Kecewa saya sama masyarakat Padang yang di tepi pantai tidak mendukung pariwisata Padang dengan baik. Kasihan orang yang datang dari luar kota kecewa dengan keadaan ini."

Secara fisik, tampilan Pantai Padang makin menawan, setelah pemkot setempat melakukan berbagai pembenahan sehingga banyak spot bagus untuk berfoto seperti di Monumen Merpati Perdamaian dan papan penunjuk arah ke berbagai negara.

Paling tidak, kondisi pantai sekarang sudah lebih rapi. Tapi jangan bayangkan melihat pasir yang lebar dan memebentang sepanjang beberapa kilometer seperti di Kuta, Bali. Jangan pula membayangkan banyak area untuk berolahraga, taman bermain anak-anak dan ada masjid terapung seperti di pantai Losari Makassar. 

dok. infosumbar.net

Memang, objek wisata pantai di Sumbar relatif belum lama digarap, karena selama ini yang lebih disukai wisatawan adalah keindahan alam seperti Ngarai Sianok di Bukittinggi, Lembah Harau di Payakumbuh, Istana Pagaruyung di Batusangkar, serta beberapa danau besar yang ada di Sumbar.

Namun sekarang ternyata banyak juga pengunjung objek wisata pantai, yang selain di pantai Padang juga ada pilihan di Pariaman dan Painan. Selain itu wisata religi juga mulai bangkit dengan selesainya pembangunan Masjid Raya Sumatera Barat yang megah.

Tapi, harus diakui, yang paling dicari wisatawan dari luar daerah Sumbar adalah makanan khas Minang, makanya objek wisata kuliner menjadi hal yang tak boleh diabaikan. Kepopuleran masakan Padang sudah menasional, makanya banyak yang tertarik menjajal di daerah asalnya.

Sayangnya, pedagang makanan di Sumbar masih banyak yang bermental kurang baik, karena menjadikan para pelancong sebagai sasaran empuk "pemerasan" dengan menerapkan harga yang mencekik.

Tampaknya para pedagang tersebut memakai prinsip aji mumpung dan merasa para pelancong bukan pelanggan tetap, jadi kapan lagi mendapat rezeki nomplok. Padahal si pelancong sekarang bebas menulis keluhan di media sosial, yang akhirnya malah merugikan semua pedagang.

Jauh sebelum keluhan yang saya kutip di atas, beberapa tahun lalu juga viral keluhan lain dari seorang pengunjung rumah makan berupa warung tenda di Bukittinggi yang merasa diperas karena untuk makan 3 orang bisa terkena sekitar Rp 400.000.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline