Sangat banyak karangan bunga duka cita yang berjejer di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tempat jenazah almarhumah Ibu Ani Yudhoyono disemayamkan sebelum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta.
Tapi ada satu karangan bunga yang menarik dicermati yakni karangan bunga dari DPP PDI Perjuangan dengan mencantumkan nama Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum dan Ir. Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen.
Memang karangan duka di atas atas nama partai, tapi tentu secara pribadi pun Megawati juga berduka cita. Menurut tempo.co (2/6/2019), Megawati sudah dipastikan akan melayat istri Presiden RI ke 6 tersebut, meskipun belum jelas apakah akan ke Cikeas atau ke Kalibata.
Bila melihat pemberitaan di media massa, saat tadi malam (1/6/2019) Presiden Joko Widodo dan Presiden ke 3 BJ Habibie melayat ke rumah duka di Cikeas, Megawati tidak terlihat. Namun sangat mungkin waktu acara pemakaman secara militer di Kalibata, Presiden ke 5 tersebut akan hadir sekaligus bisa bersalaman secara langsung dengan SBY.
Selama ini, khususnya sejak SBY menjadi Presiden pada tahun 2004, hubungan Megawati dan SBY terkesan kurang akrab. Makanya publik menjadikan momen meninggalnya Ibu Ani untuk mencermati apa yang akan dilakukan Megawati.
Bahwa perhatian pemerintah demikian besar terhadap hal tersebut, tentu tak perlu dipertanyakan lagi. Fasilitas yang diberikan negara buat penjemputan jenazah, ucapan resmi dari Presiden Jokowi, serta kedatangannya ke Cikeas, sudah membuktikan hal itu.
Namun bila dikenang kembali, nasib SBY dan Megawati punya kesamaan, dan sekaligus juga kesamaan Ani Yudhoyono dan Taufiq Kiemas. Betapa pedihnya SBY ditinggalkan orang yang paling dicintainya, telah dirasakan Megawati saat ditinggalkan Taufiq Kiemas buat selama-lamanya.
Kebetulan Taufiq meninggal juga di sebuah rumah sakit di Singapura seperti halnya Ani Yudhoyono. Taufiq meninggal tanggal 8 Juni 2013 dan jenazahnya juga sempat disemayamkan satu malam di KBRI Singapura, sebelum dibawa ke Jakarta keesokan harinya untuk dimakamkan di TMP Kalibata. Agak mirip dengan Ani Yudhoyono, meskipun jenazahnya tidak sampai bermalam di KBRI, hanya dari siang sampai diterbangkan ke Jakarta di malam hari.
Ketika Taufiq meninggal, SBY yang masih menjabat sebagai Presiden juga memberikan perhatian yang luar biasa. Sekarang gantian, saat Ibu Ani meninggal, Presidennya berasal dari PDI Perjuangan dan telah pula memberikan perhatian yang luar biasa.
Begitulah memang seharusnya, dalam peristiwa duka seperti yang sedang dialami keluarga besar Yudhoyono, perbedaan politik harus dikesampingkan.