Liga 1 tahun ini bergulir mulai tanggal 15 Mei 2019 lalu. Sebelum break dalam rangka merayakan idul fitri, masing-masing klub telah menyelesaikan tiga kali pertandingan, kecuali untuk laga Persib melawan Tira Persikabo yang harus ditunda karena tidak mendapat izin dari kepolisian.
Hingga minggu ketiga tersebut, tak pelak lagi, Madura United tampil sebagai klub yang paling perkasa, dengan menyapu bersih semua laga. Artinya, dari tiga laga yang telah mereka mainkan, Madura mengemas poin 9 dan mengantarkannya ke puncak klasemen sementara sejak minggu pertama sampai minggu ketiga.
Pada dua laga awal, kemenangan diraih Madura di markas lawannya, masing-masing menang telak 5-1 atas Persela Lamongan dan menang 1-0 atas Barito Putera. Pada laga ketiga, kemenangan 3-0 atas Borneo FC dilakukan di hadapan suporternya sendiri di Pamekasan, Madura.
Dengan mencetak 9 gol dan kebobolan cuma satu gol, membuat Madura United unggul jauh dalam selisih gol dari peringkat kedua klasemen sementara, Bali United. Memang kedua klub ini menjadi klub yang belum kehilangan poin sampai pekan ketiga dari 18 klub di Liga 1.
Hanya saja Bali United meraih kemenangan semuanya di kandang sendiri dan dengan skor yang tipis, yakni 2-1 atas Persebaya, 1-0 atas Bhayangkara, dan juga 1-0 atas Persija Jakarta.
Jelaslah bahwa bila berdasarkan performa di tiga minggu pertama, Madura United menjadi klub paling kinclong. Nasib sebaliknya dituai oleh Persija, sang jura bertahan yang sekarang terseok-seok di zona degradasi, baru mengemas 1 poin dari tiga kali laga saat menahan imbang Barito Putera 1-1, namun kemudian keok melawan PSIS Semarang dan Bali United.
Dalam catatan sejarah di era perserikatan dulu, kota-kota di Pulau Madura tidak pernah punya prestasi di pentas nasional. Namun keberadaan klub Madura United yang dikonversi dari klub Pelita Bandung Raya telah membawa "revolusi" persepakbolaan Madura.
Sepertinya manajemen yang mengelola Madua United tidak main-main, yang terlihat dari keberhasilannya mendatangkan banyak pemain bintang. Untuk skuad tahun ini saja sejumlah pemain yang menjadi momok bagi kubu lawan antara lain Beto Goncalves, Greg Nowokolo, Zah Rahan, Aleksandar Rakic, Jaimerson, Andik Vermansyah, Zulfiandi dan Fahkrudin.
Adalah seorang Achsanul Qosasi yang menjadi "orang kuat" di belakang Madura United. Pengusaha kelahiran Sumenep, kota paling timur di Pulau Madura ini, pernah menjadi anggota DPR-RI dan sekarang menjadi pejabat di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Menjadi pertanyaan, mampukan Madura United tampil konsisten seperti yang diperlihatkannya pada tiga laga awalnya? Terlalu dini untuk memprediksi, namun paling tidak Madura United menjadi salah satu klub yang harus diperhitungkan oleh klub lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H