Dari beberapa survei yang hasilnya telah diberitakan media, dapat dipastikan mayoritas pemilih sudah punya pilihan yang mantap, capres mana yang akan dicoblosnya. Pilihan ini tidak gampang digoyang gara-gara penampilan pada debat capres atau debat cawapres, apalagi digoyang berita miring di media sosial.
Namun diduga sebagian besar pemilih kurang peduli dengan caleg yang telah bersusah payah memasang spanduk yang mengotori jalanan di daerah perkotaan.
Soalnya dari pengamatan sekilas, saya sering mengajukan pertanyaan kepada keluarga, teman, atau orang lain yang saya temui seperti sopir taksi. Rata-rata memang belum punya pilihan siapa caleg yang akan dipilihnya nanti untuk mewakili rakyat di DPR-RI, DPRD, dan DPD. Tidak hanya itu, mereka malah terkesan tidak peduli.
Jujur saja, saya sendiri meskipun relatif punya kepedulian terhadap pileg, namun sampai saat ini sama saja dengan orang lain yang saya tanya pendapatnya, yakni belum punya pilihan yang mantap.
Namun, lagi-lagi ini dugaan saya, buat orang-orang seperti saya yang telah beberapa kali ikut pemilu, meskipun belum punya pilihan caleg, tapi paling tidak sudah punya gambaran tentang partai mana yang dijagokan. Artinya, di TPS nanti, kalau tak ada caleg yang dikenal, maka ya sudahlah, percayakan saja pada caleg yang diusung partai yang disukai.
Tentu caleg-caleg yang nomor urutnya di partai ditaruh di bagian atas yang gampang dilihat, berpeluang untuk terpilih. Sedangkan caleg yang nomor urut di bagian bawah, yang untuk membuka lembaran kertas suara saja secara sempurna mungkin butuh waktu, tidak akan dilirik.
Nah, masalahnya bagaimana dengan pemilih pemula yang belum punya pengalaman di pileg sebelumnya? Kalau kelompok ini tidak punya gambaran partai mana yang pantas mereka dukung, bisa-bisa di bilik pencoblosan mereka akan bingung.
Kalau mereka bisa menemukan dengan gampang caleg-caleg dari kaum milenial di lembar suara yang demikian besar itu, maka mungkin para caleg milenial berpotensi untuk terpilih.
Atau kalau misalnya memang ada partai tertentu yang identik dengan partainya anak muda, atau partai-partai lama yang banyak merekrut para selebriti yang dikenal baik oleh anak muda, bisa jadi yang seperti inilah yang menjadi pilihan mereka.
Tapi apapun itu, sudah saatnya bagi yang selama ini kurang peduli dengan pileg, karena berita yang mengemuka di media, termasuk media sosial, lebih banyak tentang pilpres, mulailah sediakan waktu sejenak menyigi siapa saja para caleg yang bertarung di daerah pemilihan masing-masing.
Cari info yang cukup tentang sepak terjang masing-masing caleg selama ini, lalu mantapkan memilih salah satu di antaranya. sehingga nantinya waktu datang ke TPS, tinggal melenggang saja, tanpa berpikir panjang langsung menyoblos calon yang sudah ada dalam kepala.