Seorang caleg di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, ditemukan tewas dengan dugaan karena gantung diri di rumahnya di Taratak Sungai Lundang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Rabu 6 Februari 2019. Kabupaten ini terletak paling selatan di Sumatera Barat, sebelum memasuki Provinsi Bengkulu kalau melewati jalan darat dari Padang.
Shania Fiercelly, itulah nama wanita berumur 35 tahun yang sebelum diduga memilih mengakhiri hidupnya itu, tengah disibukkan dengan kegiatan kampanye. Soalnya, ia maju sebagai calon anggota DPRD Pesisir Selatan dari Partai Gerindra.
Atas tewasnya caleg tersebut, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan apakah karena gantung diri atau dibunuh, seperti dilansir dari tribunnews.com, 8 Februari 2019. Jasad korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang untuk diotopsi.
Adapun kronologi kejadian yang menggemparkan warga di sekitar itu, dimulai dari kedatangan adik angkat korban bernama Lili bersama suaminya Putra yang datang dari Sungai Penuh, Provinsi Jambi.
Lili kaget karena mendapatkan anak korban, Indri (12 tahun) sedang menangis di depan rumah korban. Setelah Lili masuk rumah dan bertanya di mana ibunya kepada Indri, hanya dijawab dengan tangisan sambil menunjuk kamar orang tuanya.
Saat Lili dan suaminya memanggil korban, juga tak ada jawaban, sedangkan pintu kamar dalam keadaan terkunci. Karena curiga terjadi sesuatu yang diluar dugaan, maka pintu kamar korban pun didobrak dan terlihat korban dalam kondisi gantung diri.
Saksi lalu berteriak yang didengar oleh warga yang langsung berbondong-bondong ke rumah korban. Sebagian warga berinisiatif melaporkannya ke Polsek setempat. Namun saat polisi sampai di rumah korban, jasad korban sudah diturunkan.
Ketika itu suami korban sudah berada di rumahnya setelah ada warga yang menghubunginya. Suami korbanlah yang secara spontan memutuskan tali nilon yang menggantung korban, kata beberapa warga sekitar.
Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar, membenarkan bahwa Shania adalah caleg nomor urut 6 dari partainya untuk Dapil II DPRD Pesisir Selatan.
Sekiranya kasus tersebut terbukti bunuh diri, tentu publik bisa saja menghubungkannya dengan proses pileg yang masih harus dilewati korban yang membutuhkan banyak biaya.
Kisah tentang caleg atau calon kepala daerah yang mengalami depresi sudah beberapa kali diberitakan media. Tapi umumnya terjadi setelah si calon menelan kekalahan seusai pemilihan.