Lihat ke Halaman Asli

Irwan Rinaldi Sikumbang

TERVERIFIKASI

Freelancer

Kebersamaan dalam Acara Pernikahan, Contoh Baik dari Batam

Diperbarui: 4 Januari 2019   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok pribadi

Acara resepsi pernikahan bagi kebanyakan orang bukanlah perkara ringan. Banyak hal yang harus dipersiapkan, apalagi bila mengikuti gaya sekarang, ada sesi foto pre wedding dan pembuatan beberapa stel pakaian pengantin. 

Kemudian soal makanan di acara resepsi tak bisa sekadar makanan yang standar saja. Para tamu undangan lazimnya  disuguhi aneka makanan dan saat pulangnya diberi cenderamata dan kesempatan berfoto di photo booth.

Panitia yang jumlahnya puluhan orang harus diberi pakaian seragam. Belum lagi sewa ruangan tempat resepsi, dekorasi pelaminan, honor bagi pembawa acara dan pertunjukan musik atau kesenian lainnya.

Maka bila kedua pengantin berasal dari keluarga yang punya keterbatasan secara finansial, di lain pihak acara resepsi dianggap pertaruhan reputasi sosial, ada yang akhirnya terjerumus berutang dari sana-sini.

Dulu, saat nilai gotong royong masih diterapkan oleh masyarakat, acara pernikahan tidaklah memberatkan, karena di samping dibantu oleh famili dan kerabat, juga para tetangga bahu membahu memberi bantuan berupa uang, barang, makanan, dan juga tenaga. 

Sekarang cara seperti itu praktis jarang terlihat, kecuali di pedesaan. Namun, baru-baru ini, saya melihat suatu hal yang positif, kebersamaan warga di Tanjung Piayu, sebuah komplek perumahan sederhana yang banyak dihuni para pekerja pabrik di Batam, Kepulauan Riau.

Padahal sebagai kota industri, Batam sangat heterogen. Semua suku, semua agama, ada di sana, termasuk di Tanjung Piayu. Justru karena heterogen itu tadi, menimbulkan rasa saling respek, tidak ada kelompok yang merasa dominan.

Nah, ceritanya ada sepasang pengantin, mempelai wanita berdarah Minang dan mempelai pria berdarah Palembang, namun dua-duanya lahir dan besar di Batam, melaksanakan acara resepsi pernikahan mereka, Sabtu, 29 Desember 2018.

Soal tempat acara, fasilitas umum (fasum) yang ada di RW setempat, yang biasanya menjadi lapangan terbuka tempat warga berkumpul untuk bersenam atau olah raga lainnya, dipasangi tenda yang lumayan luas. 

Pengadaan dan pemasangan tenda, pengaturan parkir para undangan, dilakukan oleh para pemuda setempat. Sedangkan urusan memasak aneka makanan dikoordinir oleh ibu-ibu di RW tersebut, sama sekali tidak memakai jasa catering

Fasum jadi ruang resepsi (dok pribadi)

Adapun atraksi kesenian dan juga kostum yang dipakai dibantu oleh paguyuban Minang dan paguyuban Palembang di Batam. Pengurus masjid di RW setempat diserahi tugas membantu terselenggaranya akad nikah.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline